GenPI.co - Pandemi covid-19 membuat banyak masyarakat tidak bisa pergi kemana-mana lagi karena mengutamakan keselamatan.
Hal demikian yang aku lakukan bersama dengan keluargaku. Kami tidak pernah keluar rumah sejak ramainya varian Delta di Indonesia. Aku merasa sudah menjaga hingga menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Namun, apalah daya covid-19 menyerang kami sekeluarga.
Setelah 14 hari lamanya, aku dan adikku pulih. Namun, tidak dengan ibuku. Dia masih dalam masa kritis, bahkan harus menggunakan oksigen untuk bernafas. Melihat hal tersebut membuat aku khawatir hingga takut berlebih.
Karena pandemi membuat aku dan seluruh keluarga kehilangan pekerjaan. Bahkan, seluruh tabungan sudah habis untuk makan dan bertahan hidup sehari-hari.
"Kakak," ucap mama, memanggil aku.
"Ya, mah," jawabku, sambil memasuki kamarnya.
"Kamu ambil kotak dalam lemari, ada dibalik tumpukan baju, ya," katanya.
Aku mengikuti perintah dan mengambil kotak tersebut. Setelah dibuka, rupanya berisi perhiasan emas kawinnya dulu dengan papa. Sontak hal tersebut membuat aku terkejut dan bertanya mengapa mama memberi tahu ini padaku.
Dia bilang, emas tersebut harus aku jual sebagai untuk keperluan sehari-hari di rumah. Karena aku mengerti keadaan yang ada saat ini, aku segera melakukannya dan melakukan transaksi secara online.
Dua hari kemudian emas itu terjual karena menaruh harga yang murah. Setelah mendapatkan transferan. Aku segera mendatangi mama dan memberi tahunya. Dia turut senang melihat respon.
Sayangnya, setelah senyum lebar itu tergambar di wajahnya. Mama kembali sesak nafas. Aku panik dan bergegas mengambil selang yang tersangkut di tabung oksigen.
Aku terlambat. Nafas mama tak lagi panjang untuk menahan semua sesaknya. Titipan mama bagaikan pesan terakhir yang ditinggal untuk aku dan adik.
Selamat jalan ma, sekarang mama nggak sakit lagi. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News