GenPI.co - Namaku Jessy. Aku adalah seorang gadis perantauan dari Jawa Tengah yang memutuskan untuk mencari sesuap nasi di Jakarta.
Namun, bukannya makan nasi, malah mi instan yang aku konsumsi setiap hari.
Ya, begitulah hidup anak kos.
Malam minggu tiba. Kekasihku, Duan seperti biasa menghabiskan waktu akhir pekannya bersama denganku.
Kami bukan kalangan yang mampu, setiap minggu pergi makan ke cafe atau sekadar cuci mata di mall.
Aku dan Duan terbiasa menghabiskan waktu berdua di kamar kos.
Tidak jarang aku mendapat teguran dari ibu kos karena membawa Duan masuk kamar dan menutup rapat pintu.
Sayangnya, tegurannya hanya masuk kuping kanan keluar kuping kiriku.
Di kamar, aku dan Duan biasanya nonton serial Netflix kesukaan kami.
Istimewanya, kami menonton film tersebut di dalam selimut.
Pasalnya, serial ini termasuk genre horor sehingga lebih seru bila gelap-gelapan.
Di tengah adegan seru, tiba-tiba aku mendengar suara perut kekasihku berbunyi.
Akhirnya aku memutuskan untuk mengambil sebuah kemasan persegi mi instan dan kembali masuk ke dalam selimut.
"Remas dulu ya sebelum buka," ucapku, sambil menatap Duan.
"Ngerti kok, aku andal soal ini," balasnya.
Kekasihku kemudian meremasnya hingga hancur seluruhnnya. Setelah mi instan tersebut hancur, kami menyantapnya mentah bersama-sama di dalam selimut sambil melanjutkan tontonan kami.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News