GenPI.co - Aku dengan Dimas sudah lama tak bertemu sejak kami sepakat mengakhiri hubungan.
Sejujurnya, Dimas anak yang baik dan pengertian.
BACA JUGA: Gara-gara Garis Tangan, Aku Bertemu Jodoh yang Aduhai
Namun, kami memang tak bisa bersama karena tak sanggup menjalani hubungan jarak jauh.
Jika ditanya perasaanku dengan Dimas, aku sudah melupakannya. Mungkin dia juga begitu, tetapi aku tak tahu.
Sekarang, aku fokus dengan karierku yang mulai menanjak dan sama sekali belum memikirkan soal pasangan.
Sore itu, aku sedang menikmati hariku dengan ngemil roti cokelat dan secangkir teh hangat di teras rumah.
Tiba-tiba, ada seseorang yang mengetuk pagar rumahku yang tinggi.
Melihat ada tamu aku memanggil Mbok Yem untuk minta tolong membukanya. Namun, suaraku tak didengar olehnya.
Akhirnya, aku sendiri membuka pintu pagar.
Aku sangat terkejut melihat orang yang berdiri di balik pintu pagar itu.
“Dimas?” tanyaku.
Dia tersenyum melihatku dengan dandanan yang acak-acakan dan mulut belepotan dengan roti coklat.
“Boleh aku masuk?” pintanya dan aku pun mempersilakan.
Akhirnya kami berdua ngobrol di teras.
Awalnya, kami hanya saling bertukar kabar karena lama tidak bertemu, hingga Dimas mulai menanyakan hal pribadi.
“Kamu sudah punya pacar? Pacar kamu marah nggak kalau tau aku main ke sini?”
Aku hanya tersenyum dan menjawab, jika aku belum memikirkan soal pasangan sejak putus dengannya.
Aku bingung, kenapa dia terlihat bahagia dari raut wajahnya.
Padahal, tak banyak yang kami obrolkan sore itu.
Dimas pun berpamitan menjelang adzan magrib.
Tiga hari setelah pertemuan kami, Dimas datang kembali bertemu dengan orang tuaku tanpa sepengetahuanku.
Ayah dan bunda memberitahuku saat kami makan malam bersama.
Ternyata, Dimas datang karena ingin melamarku!
Mendengar kabar itu, aku sangat bingung untuk mengekspresikan perasaanku.
Apakah aku harus senang atau sedih atau biasa saja?
Sebab, setelah tiga tahun kami pisah, perasaanku dengan Dimas seolah beku, walaupun kami pisah dengan baik-baik.
BACA JUGA: Silaturahmi ke Rumah Kekasih, Pulang Dapat Undangan Pernikahan
Pertemuan kedua keluarga itu pun terjadi. Dimas mengatakan semuanya, salah satunya jika dia masih menyimpan rasa sayang kepadaku.
Walaupun aku masih bimbang dengan perasaanku, aku tak bisa menolak lamaran Dimas. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News