GenPI.co - Setahun lalu, saat Nadin Amizah menyanyikan Sorai dengan air mata menetes di atas panggung, aku hanya bisa menunduk.
Lagu ini, bersama ratusan ribu hati yang patah di konser itu membawaku kembali pada pelukanmu.
BACA JUGA: Main Sama Janda Malam-Malam di Pos Ronda Sambil Ditonton Tetangga
Aku ingat, kamu suka sekali dengan lagu Sorai. Kamu selalu merengek memintaku untuk menonton konser Nadin bersama-sama.
Saat ku dengar lagi lagu ini, maka ia seperti punya banyak cara untuk menarikku kembali pada impian kita.
Apa kamu ingat, di lampu merah dekat kampus kita? Yang lengang waktu malam hari? Yang membuat kita bernyanyi lagi Sorai dengan lepasnya.
Hari-hari bersamamu begitu membekas. Kadang aku berpikir ingin berhenti mencintai wanita lain dan menikmati kenangan-kenangan bersamamu saja.
Dunia ini telah berganti dan harusnya aku tahu itu.
Oh, ya. Aku sekarang berada di Jakarta. Tempat di mana kamu tinggal di dalamnya.
BACA JUGA: Cinta Beda Negara, Sakit Menahan Rindu yang Luar Biasa
Kota ini getir, ya? Banyak orang datang ke sini mewujudkan mimpi untuk hidup yang lebih baik.
Barang kali cuma aku, yang pergi ke sini demi cinta yang sudah tak mungkin tumbuh lagi.
"Kita sudah tak bisa sama-sama lagi," katamu, dari balik ujung telepon, lima tahun lalu.
Wanita yang dulu kuanggap satu-satunya ternyata bisa berpaling.
Aku tahu bahwa satu-satunya itu tidak pernah ada. Selalu ada yang kedua, ketiga, keempat dan seterusnya.
Kamu lebih memilih laki-laki yang lebih mapan dan dengan cara itu mungkin kamu merasa lebih aman.
Sementara aku, badai dan ombak silih menerjang. Dunia ini tak aman, hujan dan petir sering membasahi pipi, sementara payung kuning yang aku punya robek.
Aku tahu, barang kali keputusanmu menepi di rumah itu yang terbaik.
Namun, apa kabarmu sekarang? Aku lihat laki-laki yang membuatmu berteduh itu tak tampak lagi.
Ku lihat kamu jadi sering memposting ayat-ayat suci.
Apa itu ciri kamu sedang patah hati?
Jika kamu mau meminta hubungan ini lagi, barang kali aku akan tergoda.
Tak ada salahnya mencoba.
Hidup selalu punya kesempatan kedua, kan? (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News