Turuti Kemauan Teman Dekatku, Kuberikan Punyaku untuk Diisap

29 April 2021 14:10

GenPI.co - Biasanya, aku menghabiskan waktu liburku untuk bermalas-malasan seharian di rumah. Tak jarang aku bahkan bangun di atas pukul 12.

Namun, hari ini ada yang tak rela aku menghabiskan hari libur dengan bermalas-malasan. Sebab, saat aku tidur, teleponku berdering.

BACA JUGA: Tetanggaku Liar Banget, Malam-malam Minta Jatah

Aku yang terbangun langsung mengucek mata untuk melihat layar telepon. Nama Irene muncul di layar teleponku.

“Halo, Ren,” kataku dengan suara berat.

“Ih baru bangun tidur, ya lo?” jawabnya di seberang sana.

“Iya, nih, lo bangunin. Parah banget emang,” ujarku.

“Haha dasar pemalas. Bangun dong, temenin gue jalan-jalan,” katanya.

Irene adalah sahabat dekatku. Kami sudah bersahabat sejak kelas 11 SMA, sekitar tujuh tahun yang lalu.

BACA JUGA: Saat Dia Mendekat, Napasku Makin Memburu

Dua hari lalu Irene memang baru putus dari pacarnya. Walaupun mereka hanya bersama sekitar enam bulan, tapi perasaan Irene kepada mantannya sangat dalam.

Jadi, ajakan Irene untuk jalan-jalan itu kuturuti, karena aku khawatir dia merasa sedih dan kesepian.

BACA JUGA: Nikmatnya Hisapan Janda Cantik, Bikin Aku Merem Melek

“Jam berapa berangkat?” tanyaku sambil melihat layar telepon genggam untuk melihat waktu. Pukul 10 pagi.

“Jam 1 otw, yuk. Sekalian makan siang,” jawabnya.

Aku pun mengiyakan usulan Irene. Sudah lama juga aku tak jalan-jalan ke mal. Mungkin bahkan sudah lebih dari sebulan aku tak ke mal.

Sesuai dengan perjanjian di telepon, aku menjemput Irene di rumahnya dengan mobil.

Siang hari itu terasa panas, tapi kurasa sinar mataharinya masih berterik dengan sopan untukku memakai baju hitam.

Saat Irene keluar dari rumah, ternyata dia juga memakai baju berwarna hitam.

“Ih, kita kembaran bajunya haha,” kata Irene saat membuka pintu mobil dan melihatku memakai baju hitam.

“Idih udah buruan masuk mobil,” jawabku.

Kami pun menuju mal di wilayah Jakarta Pusat. Kebetulan juga aku sedang mencari-cari sepatu baru dan toko sepatu kesayanganku di mal ini cukup besar.

Namun, sebelum keliling mal, aku dan Irene memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu.

Setelah berdiskusi panjang lebar, kami memutuskan untuk makan di restoran sushi favorit kami di lantai dasar mal.

Setelah makan dan keluar restoran, Irene tiba-tiba memukul-mukul lenganku.

“Apaan sih sakit, woi,” ucapku refleks.

“Rio, itu ada stan boba. Gue pengen beli itu dulu,” katanya sambil menarik tanganku.

Kami pun mengantri di stan minuman itu. Aku memesan matcha latte, sementara Irene memesan brown sugar boba.

Irene memang sangat suka makanan dan minuman manis. Sejak SMA, dia pasti tidak pernah beli makanan manis sebagai penutup mulut setelah makan berat.

Setelah mendapatkan pesanan, kami duduk di tempat yang disediakan stan itu untuk menikmati minuman kami.

“Hm enak banget!” ujar Irene dengan sumringah.

Dia pun terus meminum pesanannya sampai hampir habis.

“Yah, kok punya gue udah mau abis, sih,” katanya.

“Ya lo minumnya nggak pake napas gitu,” jawabku.

“Gue bagi punya lo dong, kan beda rasa nih hehe,” ujar Irene sambil mengambil minuman dari tanganku.

Aku pun dengan pasrah membiarkannya mengisap sedotan minumanku.

“Ih enak juga, tapi, nggak terlalu manis, ya,” kata Irene.

“Iya emang, kan gue nggak terlalu suka manis. Lo main isep isep aja dah, kan gue belom bilang iya,” protesku.

Irene hanya menyengir kuda mendengar komplainku. Kalau bukan teman dekatku, mana sudi aku biarkan dia main isap minuman favoritku.
 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co