GenPI.co - Harga Bitcoin bisa tembus mencapai Rp 3,6 trilun. Pasalnya, sang inventor Satoshi Nakamoto, pernah mengatakan suplai mata uang digital itu dibatasi sampai 21 juta saja.
Artinya hingga saat ini masih ada sisa 2,7 juta keping Bitcoin yang bisa ditambang.
Bahkan untuk tahun ini saja, banyak kalangan yang memprediksi harga Bitcoin bisa mencapai Rp 1 miliar.
Proyeksi tersebut disampaikan oleh CEO SEBA Bank Guido Buehler.
"Kami percaya harga akan naik," kata Buehler seperti dikutip dari bitcoin.com, Kamis (13/1).
Dia menyampaikan, berdasarkan perhitungan internal SEBA Bank, harga Bitcoin akan berada di antara level 50.000-75.000 USD.
"Saya cukup yakin kita akan melihat level itu. Pertanyaannya selalu waktu," ucap Buehler.
Buehler menambahkan, meski harga Bitcoin akan melesat tahun 2022 ini, volatilitas-nya tetap tinggi.
Mengacu data CoinMarketCap, harga Bitcoin pada Kamis (13/1) pukul 21.10 WIB ada di 43.759,43 USD, naik 4,74 persen dalam 24 jam terakhir.
Pada awal diluncurkan pada akhir 2008, sekeping koin digital ini masih bernilai USD 0 alias tak berharga.
Setahun berselang sang inventor berhasil menambang kurang lebih 1 juta keping. Jika dijumlahkan secara total ada kurang lebih 1,3 juta Bitcoin pada Oktober 2009 menurut catatan Statista.
Jika dalam kurun waktu 12 tahun suplai Bitcoin naik dari 1,3 juta menjadi hampir 19 juta, artinya setiap tahunnya produksi Bitcoin mencapai hampir 1,5 juta per tahun.
Jika menggunakan angka ini, maka waktu yang dibutuhkan untuk menambang Bitcoin tersisa kurang dari 2 tahun lagi. Itu berarti sebelum tahun 2024 semua Bitcoin telah berhasil ditambang.
Bitcoin hanya bisa diproduksi lewat proses yang disebut mining alias menambang. Secara sederhana, aktivitas menambang merupakan proses audit untuk memvalidasi suatu transaksi Bitcoin.
Bagi yang sukses melakukan 'audit' tersebut, maka akan diberikan reward berupa sejumlah Bitcoin.
Setiap 4 tahun jumlah block yang harus ditambang mencapai 210.000. Artinya setiap tahun ada 52.500 block yang ditambang.
Jika dalam satu tahun ada 52.500 block yang berhasil ditambang dan imbalannya adalah 6,25 Bitcoin, maka dalam satu tahun produksi Bitcoin mencapai 328.125.
Jika diasumsikan rupiah cenderung terdepresiasi terhadap greenback dengan laju mengikuti target inflasi 2 persen per tahun maka nilai rupiah pada 2034 berada di Rp 18.175 per USD.
Maka, nilai satu keping Bitcoin bisa mencapai Rp 3,66 triliun. Suatu harga yang fantastis.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News