GenPI.co - Harga Bitcoin cenderung tertekan dalam minggu pertama November 2021.
Dilihat dari laman coinmarketcap pada Sabtu (6/11), pukul 10.22 WIB, harga Bitcoin (BTC) turun 1,9 persen (24 jam perdagangan) atau 1,05 persen (7 hari perdagangan) menjadi USD 61.087.
Dilansir dari laman coindesk, volume perdagangan kripto Bitcoin terus menurun selama seminggu terakhir.
Salah satu penyebabnya dikatakan karena sejumlah kripto pesaing, termasuk Ethereum naik ke harga tertinggi baru.
Disebutkan kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar tersebut, merosot sekitar 2 persen selama seminggu terakhir.
Sebaliknya, ternjadi kenaikan 1,5 persen pada Ethereum (ETH), dan kenaikan 17 persen pada token Solana (SOL). ETH dan SOL bergerak bagikan banteng lari (bull run).
“Spekulan aktif di pasar kripto melompat dari satu koin ke koin lainnya, mencoba menaiki gelombang kecil,” kata Alex Kuptsikevich, Analis FxPro dilansir dari Coindesk.
Di tengah tekanan yang dialami Bitcoin, sejumlah analis tetap mengemukakan prediksi yang optimistis.
Beberapa analis memperkirakan Bitcoin pada akhirnya akan mengejar kenaikan altcoin minggu depan, yang dapat mendorong harga BTC melewati resistensi USD 64.000.
“Secara historis, ada korelasi positif yang sedikit tertunda dengan pasar tradisional dan pasar kripto, membantu membangun kasus untuk bulan November yang bullish untuk aset digital,” beber Will Morris, pedagang di pialang aset digital yang berbasis di Inggris, GlobalBlock.
Dilihat dari laman coinmarketcap pada Sabtu (6/11), pukul 10.31 WIB, harga Ethereum dalam sepekan naik 3,8 persen menjadi USD 4.494. Padahal biasanya ETH ada di bawah USD 4.000.
Sementara itu untuk Solana (SOL), harganya dalam sepekan pada Sabtu (6/11), pukul 10.32 WIB, naik 21,77 persen menjadi USD 239. Padahal pada September masih di kisaran USD 210-an. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News