GenPI.co - Harga Bitcoin pada Sabtu (16/10), pukul 18.08 WIB, telah naik 12,14 persen selama 7 hari perdagangan dan bercokol di USD 61.568, dilihat di laman coinmarketcap.
Bagaimana prediksi harga Bitcoin?
CEO Indodax Oscar Darmawan memprediksi harga Bitcoin bisa melewati rekor tertinggi sepanjang masa USD 64.889 per koin.
Harga ini sempat ditembus beberapa bulan yang lalu.
"Saya kira masih akan ada potensi untuk Bitcoin bisa melebihi harga all time high yang sempat dicapai beberapa bulan yang lalu, tergantung dari sentimen positif di kemudian hari," ujar Bos Indodax dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (16/10), dilansir Antara.
Dibandingkan dengan data pada 2020, ujar dia, harga Bitcoin memang terus naik signifikan.
Momen ini, ujar dia, adalah waktu yang tepat untuk orang yang belum mulai untuk berinvestasi di Bitcoin dan mulai belajar dan berinvestasi.
Dia mengatakan karena kepercayaan terhadap Bitcoin sudah semakin meningkat, harga Bitcoin yang terus naik setiap tahunnya, tentu ini bisa dijadikan aset masa depan.
"Bitcoin pun juga potensial memiliki momentum naik kembali karena akan adanya upgrade Taproot Bitcoin di bulan Oktober-November," kata Oscar.
Oscar juga menilai kabar sikap Rusia terhadap perdagangan kript, bisa menjadi angin segar.
Dia bahkan memprediksi ke depan akan ada aturan yang berubah di Rusia yang berpotensi menguntungkan bagi Bitcoin dan kripto lainnya.
“Isyarat toleransi terhadap kripto datang dari Vladimir Putin, Presiden Rusia merupakan kabar sangat baik. Mengingat beberapa waktu lalu, Bank Sentral Rusia sempat mewanti-wanti bahwa kripto adalah sesuatu yang fluktuatif, dan cenderung tidak menyetujui kripto sebagai alat pembayaran," ujar Oscar.
Seperti diketahui, baru-baru ini Presiden Rusia Vladimir Putin bicara soal kripto.
Putin menunjukkan sikap toleransinya terhadap penggunaan kripto.
Dalam wawancara yang diterbitkan oleh situs Kremlin pada Kamis (14/10), Putin merasa bahwa Bitcoin cs memang dapat digunakan sebagai alat pembayaran.
Disebutkan jika toleransi Putin terhadap kripto disinyalir karena Rusia mencari alternatif pembayaran untuk dolar Amerika Serikat.
Namun, Putin tidak terlalu yakin soal perdagangan minyak yang menggunakan kripto sebagai alat pembayarannya. (*/ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News