GenPI.co - Harga Bitcoin terus bergerak positif dan telah menembus USD 60.254 per keping pada Kamis (15/10), pukul 21.15 WIB.
Ada berbagai hal hal memacu harga uang digital tersebut saat ini. Salah satunya, diduga terjadi di saat utang Amerika Serikat (AS) makin menumpuk. Betulkah demikian?
Dilansir dari laman coinvestasi, disebutkan jika meningkatnya utang AS ternyata menguntungkan buat Bitcoin (BTC).
Dikemukakan hal tersebut diungkapkan Kepala Strategi Komoditas Bloomberg Intelligence, Mike McGlon.
Lewat akun Twitter-nya, pada Senin (11/10), McGlone membagikan pemikirannya tentang Bitcoin yang diprediksi meroket di kuartal IV-2021.
Sebelumnya dia memperkirakan harga Bitcoin tembus USD 100 ribu awal tahun ini.
Sehubungan dengan meningkatnya utang AS dan ketegangan atas potensi default, uang digital raksasa tersebut kemungkinan memasuki fase unik untuk kenaikan harga di kuartal IV-2021.
Sebab pasar mendapatkan kepercayaan pada pengkodean yang menentukan pasokan kripto.
Dikatakan, drama plafon utang dapat bekerja melawan manajer yang menghindari alokasi ke Bitcoin, cuitan McGlone di laman Twitter-nya.
Selain itu, McGlone mengungkapkan jika pasokan Bitcoin yang terbatas dan hanya berjumlah 21 juta koin di seluruh dunia, merupakan faktor lain yang akan mendorong harga Bitcoin hingga USD 100 ribu.
Lainnya adalah kesulitan penambangan Bitcoin telah meningkat, nilai jumlah koin pun saat ini ikut meningkat. Jadi bisa dikatakan, fitur inilah yang bisa mendukung pernyataan bahwa Bitcoin adalah pelindung nilai inflasi terbesar.
Seperti diketahui, meningkatnya tindakan regulasi di China sempat menyebabkan pasar kripto tertekan.
Namun, kini Bitcoin mampu menunjukkan sebagai kripto yang tetap bisa bertahan terhadap tindakan keras dan akan membuktikan kredibilitasnya.
Sementara itu di AS, analis Bloomberg mempertimbangkan kemungkinan regulasi kripto. Dalam hal ini kemungkinan besar memberi dukungan penuh pada Bitcoin dan Ethereum.
Dilansir dari sejumlah sumber, utang AS saat ini mencapai sekitar USD 28 triliun atau nyaris Rp 400 triliun. (*/coinvestasi)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News