Tertarik Dengan Kulit Nabati, Dimas Bikin Produk Sendiri

18 Maret 2021 09:50

GenPI.co - Bermula dari ketertarikannya terhadap produk-produk kulit, Dimas membuat produk sendiri dengan nama brand handwerker.company.

"Saya memproduksi berbagai macam produk di bidang kulit karena ketertarikan dengan produk kulit itu sendiri. Terutama kulit jenis vegtan (vegetable tanned leather) atau kulit nabati," ujarnya kepada GenPI.co, Senin (15/3/2021).

BACA JUGAAristiovani Bisnis Jual Beli Vespa Matic, Untung Lumayan Banget

Seperti diketahui kulit nabati merupakan kulit sapi yang disamak dengan menggunakan bahan-bahan alami dari ekstrak pepohonan seperti kulit pohon, kayu, buah-buahan, dan akar yang aman bagi lingkungan.

Dimas juga mengaku telah lama menjadi konsumen produk kulit yang dibuat di Tanah Air.

"Saya juga pengguna salah satu produk brand lokal ternama yang bermain di segmen kulit nabati. Dari situ, saya tertarik untuk mencari tahu lebih dalam dan akhirnya bikin brand sendiri," ujarnya.

Bersama partnernya, Dimas membangun bisnisnya pada 2015. 

Dia tertarik membangun bisnis tersebut, karena pada tahun tersebut jarang ada brand kulit yang menggunakan material vegtan atau kulit nabati.

Foto: Dok. Dimas

"Yang menginspirasi saya dulu pertama kali adalah ketika saya mencari tahu lebih dalam tentang kulit nabati. Saya menemukan fakta menarik tentang perkembangan industri perkulitan di Indonesia," katanya.

BACA JUGABerawal Kerja di Usaha Ritel, Sekarang Aris Bisnis Kecil-kecilan

Salah satu fakta menarik tersebut yakni, diakuinya kualitas produk kulit dari Indonesia yang diakui di kancah Internasiomal.

"Indonesia mempunyai tannery (pabrik penyamakan kulit) yang sudah diakui kualitasnya di kancah internasional. Kedua, Indonesia mempunyai jenis sapi Jawa yang tekstur dan karakteristik kulitya paling bagus dan tidak dimiliki sapi lainya," kata Dimas.

Menurut Dimas, sapi Jawa tersebut memiliki pori-pori yang lebih kecil dan serta tekstur kulit yang halus. 

Oleh sebab itu, produk kulit sapi di Internasional bisa bersaing dengan kualitas produk kulit secara Internasiomal.

"Dalam membangun sebuah brand, saya sangat termotivasi ingin memiliki brand sendiri. Oleh karena itu, saya dan partner membuat brand sendiri," katanya.

Foto: Dok. Dimas

Dimas mengaku sempat kesulitan mencari nama brand. Pada akhirnya, Dimas memutuskan nama handwerker.company yang diambil dari bahasa Jerman.

"Akhirnya ketemu nama 'handwerker' yang artinya adalah penrajin diambil dari bahasa Jerman. Karna menurut kami namanya mudah diingat," ujarnya.

Selain itu, nama tersebut punya arti dan makna tersendiri agar ke depannya Dimas bisa terus untuk berkembang dalam karyanya.

Dimas mengaku bermodalkan Rp 40 juta untuk membangun brand dan meningkatkan kualitas alat yang digunakan untuk memproduksi kulit.

Dari kulit tersebut, dia buat menjadi berbagai macam aksesoris seperti dompet, tas, dan sabuk.

"Omzet kalau sebelum pandemi bisa Rp 15 juta- Rp 20 juta. Sekarang terjadi penurunan sebanyak 40 persen karena pandemi," ujarnya.

Dia pun mengemukakan sejumlah produk andalannya.

"Produk kami yang paling laris masih di dompet dan belt, terutama artikel kami yang haku II, majestic II dan artikel belt ryujin," lanjut Dimas.

Dimas mengaku segmentasi pasarnya cukup luas mulai dari 18 tahun-30 tahun. 

Menurutnya, hal tersebut dikarenakan brand-nya menawarkan harga yang cukup bersahabat dan bersaing dibandingkan dengan merek lainnya.

"Untuk dompet mulai dari harga Rp 350 ribu – Rp 600. Kami juga terima made to order yang harganya ditentuin dari kesulitan pembuatannya," bebernya.

Kini, Dimas dan partner telah memilik offline store yang terletak di Samatahouse (Surabaya) dan Garlickstore (Surabaya). 

Menurutnya, memiliki toko juga merupakan sebuah kebutuhan walaupun era digital telah mendominasi penjualan.

"Toko sangat berguna untuk menarik pelanggan. Selain itu, kalau datang ke toko, orang bisa puas melihat hasil produk yang kami buat," katanya. (*)

Foto: Dok. Dimas

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina Reporter: Panji

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co