GenPI.co - Dimas Hendra Ardiputra tidak menyangka, jika bisnis taman aglaonema memiliki prospek harga yang sangat pesat.
Hal itu justru terjadi saat pandemi virus corona (covid-19). Ketika sebagian orang beraktivitas di rumah saja, dan berkebun menjadi hobi baru.
Selain monstera dan janda bolong, tanaman aglaonema sangat diburu saat ini.
Menjual aglaonema hanya dengan beberapa lembar daun saja dalam pot relatif kecil, harganya bisa mencapai Rp 350 ribu guys, untuk aglaonema yang memiliki warna merah menyala.
Dimas mengisahkan usaha aglaonema dan ditayang di YouTube DARI KAMI UNTUK KAMU berjudul Juragan Aglaonema, Berawal dari Hobi Sukses Budidaya dan Jual Beli Aglaonema dan diunggah pada 4 Juli 2021.
“Pertama (menjalankan usaha aglaonema) sekitar Januari 2014. Awalnya tertarik karena kecantikan daunnya,” kata Dimas.
Dengan ketersediaan kebun hanya 3 m x 2 m, Dimas semangat memulai usahanya.
Kebunnya ia beri nama Joglo yang merupakan kependekan dari Yogyakarta aglaonema.
Lokasi kebunnya di Kotagede, Yogyakarta.
Kini kebunnya makin luas, dan koleksi aglaonema yang dimilikinya pasti membuat kamu melogo. Ada 160 jenis, guys.
“Peluang bisnis lumayan. Dulu enggak semahal sekarang. Dulu cari barang (aglaonema) gampang,” ujar Dimas.
Selain itu, membuat bibitnya pun mudah. Potong, cepat menjadi tanaman utuh, dan tak lama kemudian sudah bisa dijual.
Harganya memiliki tiga tingkatan. Untuk yang banyak ditemui, dijual di kisaran Rp 20 ribu hingga Rp 25 ribu, antara lain aglaonema aurora.
Untuk kelas menengah biasanya membidik jenis aglaonema di kisaran harga Rp 100 ribu-Rp 125 ribu per pot, antara lain aglaoema red anjamani.
Bagi kalangan berkocek tebal, biasanya menyasar aglaonema dengan harga di atas Rp 200 ribu per potnya, misal aglaonema suksom jaipong.
Foto: SC IG @dimashendraartiyadi
“Ini (aglaonema suksom) saya mau kirim ke NTT, harganya Rp 750 ribu,” ujarnya.
Ia mengemukakan, bagi sejumlah orang merasa kesulitan dalam merawat aglaonema.
Dimas mengatakan, padahal tips awal yang dibutuhkan aglaonema membutuhkan sinar matahari yang cukup.
“Harga menegah ke atas. paling laris,” beber Dimas.
Bagaimana, tertarik mengikuti usaha berkebun aglaonema seperti Dimas? (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News