GenPI.co - Harga emas di pasar global mabuk lagi, dan saat ini telah menembus USD 1.700 per troy ounce, dan mencapai level tertinggi sejak tujuh tahun terakhir.
Direktur PT. TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan bukan tidak mungkin harga emas dunia menembus USD 1.800 per troy ounce di tengah gelontoran stimulus jumbo dari pemerintah Amerika Serikat serta zona Eropa untuk efek pandemi virus corona (covid-19).
BACA JUGA: Emas Tembus Harga Tertinggi dalam 7 Tahun Terakhir, Ada Apa?
Lalu bagaimana efeknya terhadap harga emas Antam?
Diketahui pada perdagangan 8 dan 9 April, emas Antam etlah mengalami penurunan harga jual.
Berikut pergerakan harga emas Antam kepingan 1 gram (Rp):
9 April: 938.000
8 April: 946.000
7 April: 963.000
6 April: 931.000
“Jika Senin emas Atam mengalami kenaikan, ini wajar,” kata Ibrahim kepada GenPI.co, Jumat (10/4/2020).
BACA JUGA: Belum Dapat Token Gratis? Tenang, PLN Janji Akses Lancar 11 April
Ia bahkan memprediksi emas Antam bisa tembus Rp 1 juta/gram, jika harga emas global menembus USD 1.800 per troy ounce.
“Kemungkin Mei, emas Antam akan capai level Rp 1 juta per gram,” prediksi Ibrahim.
Namun, ujarnya, diprediksi pada kuartal tiga dan empat akan menurum setelah puncak pandemi virus corona diharapkan terlewati.
“Saat itu, emas Antam diprediksi akan stabil di Rp 800.000/gram,” ungkap Ibrahim.
Diketahui, pada penutupan perdagangan Kamis (9/4/2020) atau Jumat pagi WIB, harga emas kontrak Juni 2020 di Bursa Comex melejit USD 68,5 atau 4,07 persen ke USD 1.752,8, menjadi harga tertinggi sejak Oktober 2012 atau dalam 7 tahun terakhir.
Ibrahim mengatakan kembali melejitnya harga emas dunia, karena AS diprediksi akan menghabiskan stimulus sebesar USD 2,2 triliun pada April dan Mei.
“Bank sentral AS bahkan sudah mengajukan ke kongres maksimal stimulus USD 6 triliun. Pasar pun kembali ke emas, untuk mengimbangi kemungkinan inflasi,” kata Ibrahim.
Berikut gerak emas Comex kontrak Juni 2020 (USD/troy ounce):
10 April: 1.752
9 April: 1.684
8 April: 1.683
1 April: 1.591
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News