GenPI.co - Harga emas di pasar dunia pada penutupan perdagangan Selasa (31/3/2020) telah meninggalkan level USD 1.600 per troy ounce.
Padahal, kalangan analis memprediksi di tengah pandemi virus corona (covid-19) yang melambatkan ekonomi dunia, emas bakal tembus USD 1.700 per troy ounce. Titik ini memang pernah disenggol oleh logam mulia, meski cuma sesaat.
Pada penutupan perdagangan Selasa (31/3/2020), harga emas Comex kontrak Juni 2020 anjlok USD 46,6 atau 2,84 persen menjadi USD 1.596,6 per troy ounce.
Saat ini, harga aset berisiko seperti saham masih mendapatkan tekanan dari peningkatan penyebaran virus corona di dunia.
BACA JUGA: Bursa 1 April 2020, Saham GIAA dan ISAT Direkomendasi
Indeks saham AS ditutup melemah semalam, karena kenaikan signifikan 14 persen jumlah pasien positif corona di New York, Amerika Serikat dalam satu hari. Indeks saham Asia juga bergerak melemah pagi ini.
“Harga emas yang kini mengikuti pergerakan indeks saham (global), bisa turut melemah,” Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra kepada GenPI.co. Rabu (1/4/2020).
Sementara itu, pada malam ini ada data ekonomi AS untuk bulan Maret, data non-farm payroll versi perusahaan ADP.
Data tersebut menghitung perubahan jumlah orang yang dipekerjakan di luar sektor pertanian dan pemerintahan. Data lainnya yang akan dirilis adalah indeks aktivitas manufaktur.
BACA JUGA: China Mendadak Bangkit, Aktivitas Pabriknya Kembali Sibuk!
“Kedua data ini diperkirakan memburuk, yang bisa menekan lagi harga emas. Potensi harga emas hari ini (di pasar spot) USD 1.559- USD 1.615 per troy ounce,” ujar Ariston.
Gerak emas Comex kontrak Juni 2020 (USD/troy ounce)
31 Mei: 1.596
30 Mei: 1.643 (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News