GenPI.co— Farah Fairuz seorang karyawan swasta, dan di hari libur ia merangkap menjadi penyiar radio. Ditengah-tengah kesibukannya, ia juga melakoni usaha.
Usaha yang ia buat adalah bisnis kantong kertas (paperbag) untuk berbagai keperluan, salah satunya untuk membungkus kado. Awal mulai bisnisnya di tahun 2016, kala itu dirinya adalah seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi di Jakarta. Ketika itu, wanita cantik ini mengalami kendala saat dirinya mau membeli sebuah bungkus kado.
"Waktu itu mau beli bungkus kado di toko buku, terus bisa request gitu kan tapi kok di total harganya malah mahal banget hampir seharga kado,” kata Farah kepada GenPI.co, di Jakarta, Senin (12/8/2019).
Baca juga:
Dengan Modal Tipis, Wida Sukses Buat Bisnis Jamu Rumahan
UKM Pariwisata Mampu Mendongkrak Perekonomian Lokal
Dia pun mempelajari proses paperbag, dan ia mencoba membuatnya dengan bentuk yang unik dengan proses printing. Ia mulai memasarkan ke rekannya.
Ia menjual kantong kertasnya rata-rata Rp 10.000 per satuan, Farah memasarkan secara online di Instagram @forepaperbag dan bazar keliling.
"Ternyata antusias teman dan orang lain tuh besar. Ya sudah diseriusin sampai sekarang," kata Farah.
Setelah setengah tahun berjalan, Farah berinisiatif untuk menciptakan tambahan produk, notebook atau buku catatan .
Beragam bentuk kantong kertas yang dibuat Farah Fairuz
Memulai bisnisnya dengan total 6 juta rupiah, yaitu untuk membeli mesin printer Rp 5 juta. Di awal usahanya, ia membeli kertas tipe samson paper craft Rp300 ribu, dan perlengkapan Rp 200 ribu.
"Awal-awal jualan modalnya Rp6 juta kurang lah, karena kan yang mahal beli printer. Terus listrik dan Internet masih ditanggung sama orang tua di rumah," ungkap Farah
Farah kini berhasil mendapat pemasukan sebanyak Rp10 juta sebulan. Adapun yang dibeli secara rutin setiap bulannya, untuk keperluan pembelian kertas sebanyak 500 lembar Rp 2 juta, listrik Rp200 ribu, paket data Rp100 ribu, tinta Rp100 ribu, dan membayar gaji seorang karyawan.
Omzet tiap bulan Rp10 juta dan setelah dikurangi dengan biaya modal rutin Rp 3.1 juta, maka keuntungan bersih yang diterima adalah Rp6.9 juta.
Ia mengatakan kebanyakan konsumennya adalah yang membutuhkan kertas kado di acara pernikahan atau membungkus hadiah yang diperuntukan bagi kekasih.
“Alhamdulillah walau cuma jual kantong kertas, untungnya bisa ditabung," ujar Farah.
Simak video berikut ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News