GenPI.co - Deputi Gubernur Bank Indonesia Rosmaya Hadi mengatakan bahwa penukaran uang lewat inang-inang beresiko. Masyarakat pun diminta untuk tidak menukarkan uangnya lewat inang-inang.
Pertama kata Rosmaya mengatakan resiko yang pertama adalah terkait keamanan. Menurutnya inang-inang yang kehadirannya kebanyakan di pinggir jalan membuat transaksi penukaran uang tidak aman.
"Itu kan sangat rawan keamanannya. Keamanan fisiknya, bayangkan ketika mobil sedang bergerak misalnya harus tukar maka akan terpapar resiko kecelakaan, atau kalau lagi tukar uang kan tempatnya terbuka beresiko diincar orang jahat ya," kata Rosmaya di Rest Area KM 29, Karawang, Rabu (29/5).
BACA JUGA: BI Sediakan Penukaran Uang Kecil di Tol Trans Jawa
Berikutnya, risiko adanya uang palsu yang disisipkan bisa sangat mungkin terjadi. Sedangkan, masyarakat tidak punya waktu untuk mengecek satu persatu uang tukaran karena banyak jumlahnya.
Risiko lainnya adalah jumlah yang tidak sesuai dengan yang ditukarkan. Lalu, kebanyakan inang-inang menurut Rosmaya juga memungut uang jasa dari para penukar uang, jadi uang yang ditukarkan tidak sesuai jumlahnya.
"Mereka juga berbayar gitu, jadi minta pungutan berapa persen dari yang ditukarkan," tambahnya
BACA JUGA: Mau Lebaran Jasa Tukar Uang Receh Marak, Ini Menurut Hukum Islam
Rosmaya mengimbau agar masyarakat tidak ada yang menukar uang di inang-inang. Meski terpepet sekalipun, Rosmaya meminta agar masyarakat mengusahakan dirinya menukar di loket resmi.
"Bagaimana kalau kepepet, ya jangan kepepet-kepepet diusahakan dulu lah ya. Kalau sudah di inang-inang resiko ditanggung anda," kata Rosmaya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News