GenPI.co - Anggota Komisi Agama DPR RI Bukhori Yusuf memberikan komentarya terkait polemik vaksin AstraZeneca yang disebutkan mengandung babi.
Ia meminta pemerintah lebih cermat memilih vaksin dengan mengutamakan pertimbangan aspek kehalalan disamping aspek efikasi.
BACA JUGA: Babi pada Vaksin AstraZeneca, MUI: Haram Tapi Bisa Digunakan
“Kami meminta kepastian kehalalan dari pemerintah untuk vaksin lain yang akan disuntikan ke masyarakat,” kata Bukhori dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (21/9).
Anggota Komisi VIII ini juga mendesak Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) mengambil peran lebih pro aktif dalam mengontrol kepastian kehalalan semua vaksin yang telah ditetapkan pemerintah di masa mendatang.
Ketua DPP PKS ini menilai, pertimbangan kehalalan vaksin juga berpengaruh terhadap program vaksinasi yang telah dicanangkan oleh pemerintah.
Terlebih lagi, sebagian besar masyarakat Indonesia adalah muslim.
Maka dari itu, menurut Bukhori, aspek penerimaan masyarakat sangat penting karena keraguan terkait kehalalan pasti berpengaruh pada animo program vaksinasi.
“Alhasil, jika tren ini berlanjut seiring dengan tidak adanya kepastian, maka tujuan untuk membentuk herd immunity melalui vaksinasi bisa jauh dari harapan” terang dia.
Seperti diketahui, pemerintah resmi menetapkan 6 jenis vaksin untuk pelaksanaan vaksinasi virus corona di Indonesia.
BACA JUGA: JK Usul Masjid jadi Lokasi Vaksinasi, Begini Alasannya..
Keputusan pemerintah ini dituangkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor H.K.01.07/Menkes/9860/2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin Untuk Pelaksanaan Vaksinasi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Keenam jenis vaksin untuk vaksinasi Covid-19 di Indonesia adalah vaksin yang diproduksi oleh, PT Bio Farma (Persero), Astra Zeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer, Sinovac. (mcr10/jpnn)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News