GenPI.co - Pada Minggu, 14 Maret 2021, umat Hindu merayakan Hari Raya Nyepi atau Tahun Baru Saka 1943.
Bagi penganut agama Hindu, Hari Raya Nyepi merupakan perayaan sakral.
BACA JUGA: Deretan Ucapan Hari Raya Nyepi untuk Update Status Medsos
Menurut kepercayaan mereka, Nyepi merupakan langkah untuk intropeksi dan mengendalikan diri agar tidak terikat terus menerus oleh aktivitas duniawi.
Berbagai ritual sebelum Hari Raya Nyepi pun dilakukan, seperti Tawur Agung kesangan, pawai ogoh ogoh dan sebagainya.
Tak hanya itu, ritual setelah pelaksanaan Nyepi pun juga menarik minat masyarakat, salah satunya mandi Mebuug Buugan.
Dalam bahasa Bali, kata buug atau becek dan berhubungan dengan lumpur dan dianggap sebagai tanda baik. Tradisi Mebuug-buugan sebagai simbol manusia yang melepas kotoran di tubuhnya.
BACA JUGA: Wow! Ibu Sambung Teuku Rassya Secantik Bidadari
Tradisi Sakral ini biasanya dilaksanakan sehari setelah Hari Raya Nyepi oleh masyarakat Desa Adat Kedonganan, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung.
Menurut umat Hindu, tradisi ini bertujuan untuk menetralisir sifat buruk manusia. Pesan yang tertuang di dalamnya juga mengartikan kelestarian lingkungan.
Mebuung Buugan ini pun sudah ada sejak 1963. Tradisi ini biasanya melibatkan ratusan penduduk Bali dan pesertanya mulai dari anak-anak hingga orang tua, tetapi semuanya laki-laki.
Tradisi ini biasanya dilakukan di hutan Mangrove di desa setempat.
Dalam ritual, pesertanya akan bertelanjang dada dan saling melemparkan lumpur dalam suasana suka cita. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News