Bos NU Tolak Industri Miras, Banyak Mudarat

01 Maret 2021 14:10

GenPI.co - Ketum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) Kiai Said Aqil Siroj menolak rencana pemerintah menjadikan industri minuman keras keluar dari dari daftar negatif investasi.

"Minuman keras jelas-jelas lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya," kata Said Aqil dalam keterangannya, Senin (1/3).

BACA JUGA: Mendadak, Mantan Waketum Gerindra Salut Sama SBY

Said Aqil menilai, pendirian pabrik baru atau perluasan yang sudah ada akan mendorong para pengusaha mencari konsumen minuman beralkohol yang diproduksinya demi meraih keuntungan.

Sementara di sisi lain, lanjut Kiai Said, masyarakat lah yang akan dirugikan.

Kiai Said juga tidak sepakat terhadap produksi minuman beralkohol ini untuk tujuan ekspor atau untuk memenuhi konsumsi di wilayah Indonesia Timur yang permintaanya tinggi.

"Seharusnya, kebijakan pemerintah adalah bagaimana konsumsi minuman beralkohol ditekan untuk kebaikan masyarakat, bukan malah didorong untuk naik," jelasnya.

Kiai Said menilai alasan pendirian pabrik baru untuk memenuhi konsumsi ekspor dan Indonesia Timur, sama seperti yang dilakukan oleh para petani opium di Afganistan.

"Mereka mengaku tidak mengonsumsi opium, tapi hanya untuk orang luar. Kan seperti itu," paparnya.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, Timnas Peningkatan Ekspor dan Peningkatan Investasi (PEPI) di bawah Kemenko Perekonomian tengah merevisi Perpres No 36/2010.

Perpres tersebut menyebutkan Daftar Bidang Usaha Tertutup dan Bidang Usaha Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal.

BACA JUGA: Babak Baru, Moeldoko Vs SBY, Makin Panas

Hidayat mengatakan, revisi Daftar Negatif Investasi (DNI) merupakan upaya pemerintah untuk memperbarui kebijakan terkait investasi dengan menyesuaikan dengan dinamika dan kebutuhan investasi. (*)
 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co