Pakar Rinci Cara Menangani Penderita Hemofilia

28 Februari 2021 18:35

GenPI.co - Ketua Himpunan Masyarakat Hemofilia Indonesia (HMHI) Prof. dr. Djajadiman Gatot, Sp.A(K), mengatakan banyak kendala dalam penanganan hemofilia di Indonesia, termasuk ketersediaan obat dan dosis yang mencukupi.

"Masih banyak ditemui pasien yang mengalami kerusakan sendi, perdarahan berat seperti pendarahan otak dan organ dalam yang berisiko kematian," ujar Djajadiman, Sabtu (27/2/2021).

BACA JUGAPastikan Aman, PMI DKI Jakarta Intensif Lakukan Donor Darah

Tidak hanya itu, pasien hemofilia yang mendapatkan terapi obat, tubuhnya bisa menolak. Hasilnya, dokter harus memberikan penanganan lain seperti anti-inhibitor dan profilaksis.

Seperti diketahui, hemofilia merupakan kelainan genetik yang menyebabkan gangguan pada sistem pembekuan darah.

"Untuk itu, anti-inhibitor dan terapi pencegahan bisa dilakukan secara rutin seperti yang telah dilakukan di berbagai negara bisa jadi solusi untuk menjawab tantangan yang dihadapi pasien," jelasnya. 

Pengobatan anti-inhibitor adalah sejenis obat untuk menangani pasien hemofilia yang sudah resisten terhadap obat pembekuan darah.

BACA JUGASuami Ketahuan Selingkuh, 6 Cara Elegan untuk Menghadapi Pelakor

Sedangkan profilaksis adalah terapi suntikan pencegahan agar terjadi pembekuan darah secara normal pada pasien hemofilia berat. 

Kedua terapi ini sudah diterapkan dan dipraktikkan oleh beberapa negara di dunia, dan jumlah kasus hemofilia diprediksi sudah mencapai ratusan ribu.(*)
 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina Reporter: Mia Kamila

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co