GenPI.co - Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Artati Widiarti mengapresiasi hasil produktif Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Mimika, Papua.
Bahkan, Artati mengungkapkan bahwa SKPT Mimika dapat menjadi episentrum perikanan di Bumi Cenderawasih.
BACA JUGA: Resep Ikan Kembung Sambal Balado, Pedasnya Nendang Banget
"Saya bangga SKPT Mimika sangat produktif dan ini menunjukkan Papua bisa menjadi salah satu kekuatan pangan di sektor perikanan," katanya dalam pernyataan resmi, Senin (15/2/2021).
Sejak dibangun 2017, hasil produksi yang tercatat selalu naik tiap tahunnya. Pada 2020, tercatat hasil produksi melonjak sebesar 59.686 ton.
Selain itu, produk perikanan Mimika juga menyebar ke seluruh negeri. Sebanyak 54.990 ton atau 91 persen telah menjangkau Surabaya.
Ikan yang pasarkan adalah layang kembung, lemuru, cucut, manyung, gulama, bawal hitam, dan sembilang.
Kemudian, 8 persen ikan beku dipasarkan ke Jakarta, Merauke, Medan, Semarang, Jayapura, dan Makasar. Sementara itu, distribusi ikan hidup pada 2020 sebanyak 1.407.347 ekor dan didominasi tujuan Jakarta.
Artati mengungkapkan bahwa dalam pandemi covid-19, SKPT Mimika sukses melakukan ekspor komoditas perikanan sebanyak 79 kali.
BACA JUGA: Lezatnya Mantap, Begini Resep Ikan Kembung Goreng Dabu-dabu!
Komoditas yang diekspor adalah kepiting hidup serta dikirim ke Malaysia dan Singapura.
"Jadi, kita semakin bersyukur, karena SKPT Mimika juga bisa ekspor," paparnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Mimika Leentje Siwabessy mengatakan bahwa meningkatnya produksi ikan di SKPT Mimika tak lepas dari semakin banyaknya kapal perikanan yang berlabuh.
“Selama 2020, jumlah kapal perikanan yang berlabuh di Pelabuhan Poumako sebanyak 1.053 kapal yang terdiri dari kapal penangkap ikan sebanyak 980 unit dan sisanya 73 unit berupa kapal penampung,” ujarnya.
Lentje memaparkan bahwa Dinas Perikanan Kabupaten Mimika telah membangun pasar ikan “Iwaro” pada 2020.
“Pasar ikan yang dibangun di area Pelabuhan Poumako ini diperuntukan untuk mama-mama pedagang ikan asli Papua yang mayoritas merupakan istri dari nelayan setempat.
Selama ini, mereka berjualan hanya beralaskan plastik di pinggir jalan tanpa adanya tempat khusus,” pungkasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News