GenPI.co - Produk Indonesia makin mendunia di masa pandemi covid-19 ini, dimana Gubernur Bali Wayan Koster bersama Senior Vice President General Counsel Marie Champey menandatangani perjanjian penggunaan kain tenun Bali endek dalam produk-produk kenamaan Dior.
Kerjasama tersebut berisi kesepakatan untuk memberdayakan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang memproduksi kain endek di Bali, serta bidang lainnya menjadi kepentingan bersama kedua belah pihak.
BACA JUGA: Superkeren, Dior Pakai Endek Bali Untuk Koleksi SS Summer
Sebelum penandatanganan ini, pada 25 September 2020 lalu, Christian Dior telah menyampaikan surat kepada Dubes RI di Paris yang mengimbau agar menggunakan kain endek Bali untuk desain koleksi Spring dan Summer 2021.
Koleksinya diluncurkan di Paris Fashion Week pada 29 September 2020 lalu.
Surat kepada Dubes RI tersebut direspons dan disetujui oleh Pemerintah Provinsi Bali, dengan beberapa syarat.
Pertama, kain endek Bali yang digunakan Dior harus diproduksi oleh penenun aslinya secara manual menggunakan alat tradisional yang disebut cagcag atau bukan mesin.
Kedua, Motif endek sedang dalam proses memperoleh indikasi geografis hak kekayaan intelektual masyarakat Bali.
BACA JUGA: Dior Hadirkan Kain Tenun Ikat Indonesia di Paris Fashion Week
Ketiga, tidak diperbolehkan menggunakan kain endek Bali yang diproduksi di luar Provinsi dengan menggunakan mesin tenun modern atau alat cetak lainnya.
“Mengingat kapasitas produksi penenun Endek yang terbatas, dan agar penenun di Bali dapat memenuhi kebutuhan Christian Dior, pesanannya harus dilakukan lebih awal,” kata Wayan Koster Gubernur Bali saat diskusi virtual dengan Dior, Jumat (12/2).
Namun, ukuran kain Endek yang diproduksi oleh penenun di Bali maksimal 105 centimeter, warna dan motif yang dihasilkan tidak boleh seratus persen sama.
Koster berharap, Christian Dior dan pihak lain memahami dan mengapresiasi baik kelebihan maupun kekurangan dalam produksi kain endek Bali. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News