GenPI.co - Istana tegas membantah keberadaan buzzer di sekitar Presiden Jokowi. Tapi tidak membantah menggunakan influencer. Buzzer dan influencer disebut memiliki beda yang jauh.
Pakar keamanan siber, Pratama Persadha, mengatakan tugas buzzer hanyalah menyiarkan dan mendorong suatu informasi atau isu agar dapat diketahui semua publik.
BACA JUGA: Zodiak Valentine! Hari Ini Asmaramu Bikin Dewi Cinta Tiupkan Hoki
Sementara influencer mengajak audiens untuk menggunakan sebuah produk atau jasa, karena opini mereka dapat dipercaya.
“Yang pasti akun buzzer sebagian besar akun anonim. Buzzer ini sering identik dengan tugas spreading konten, padahal yang paling berperan ini thinker-nya,” jelas Pratama,
BACA JUGA: Dermawan Tingkat Dewa, 5 Zodiak Nggak Bakal Merana
Prinsipnya, lanjut dia, dalam buzzing medsos ada tim idea, ini thinker. Lalu tim produksi konten dan spreader.
Selain itu, standar pekerjaan buzzer juga tidak jelas. Jadi, tidak ada kewajiban memberi tahu sebuah isi pesanan atau bukan.
BACA JUGA: Suka Berbagi Ilmu, Rezeki 5 Zodiak Ini Nggak Bakal Bikin Linu
Beda dengan influencer, karena jelas mempromosikan produk, sebagai bagian dari bisnis advertorial atau bisnis endorse.
“Buzzer memang lebih abu-abu daripada influencer. Cara deliver kontennya juga lebih fleksibel, bahkan bisa lewat ads atau fitur iklan medsos,” tambahnya.
Sementara influencer lebih independen, Mereka disebut mempunyai posisi branding tersendiri dan bisa memberikan pengaruh di masyarakat.
BACA JUGA: Buzzer Dibantah Istana, tapi Bukti Abu Janda Bilang Sebaliknya
“Prinsipnya, siapa pun apa pun pekerjaan kita, bebas dilakukan selama tidak bertentangan dengan UU, norma agama, dan norma budaya di masyarakat,” ungkapnya.
Soal ini, Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman, sudah membantah keberadaan buzzer di Istana. "Pemerintah tidak punya Buzzer," tegas Fadjroel. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News