GenPI.co - Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) mendukung pembuatan kebun bibit (nursery) mangrove di Kabupaten Pasuruan.
Kebun bibit mangrove dibangun untuk memenuhi ketersedian bibit mangrove guna keperluan pembibitan, persemaian, penanaman, dan rehabilitasi mangrove.
BACA JUGA: Analisis Gatot Nurmantyo Tentang Ekonomi Indonesia Mengejutkan
Pembangunan itu menggunakan Anggaran Biaya Tambahan (ABT) Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Tahun Anggaran 2020. Sementara, luas area pembibitan seluas 3.093 meter persegi dan jumlah bibit sebanyak 500.000 batang dari jenis Rhizophora sp.
Salah seorang pengelola kawasan wisata mangrove dan kebun bibit mangrove di Desa Penunggul, Mukarim, mengatakan sejak 34 tahun lalu, jutaan pohon mangrove berhasil dia tanam.
Dirinya juga mengungkapkan bahwa mangrove yang tumbuh berjajar menjadi benteng pencegah abrasi atau pengikisan pantai oleh gelombang air laut dan mampu menyelamatkan perkampungan.
“Sangat aman, warga tak perlu takut dengan abrasi atau banjir rob, karena hutan mangrove di sini sangat banyak. Akar dan batang pohon mangrove berfungsi untuk melindungi wilayah pesisir dari abrasi,” ujar Mukarim dalam pernyataannya, seperti pada rilis yang diterima GenPI.co, Selasa (2/2/2021).
Melihat keberhasilan itu, Dirjen PRL TB Haeru Rahayu memberikan apresiasi kepada Mukarim atas usaha kerasnya dalam melakukan penanaman dan pelestarian mangrove di Desa Penunggul, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan.
Tebe juga menerangkan bahwa program Mangrove Center of Excellent untuk pembibitan mangrove sebanyak 100 juta bibit yang dapat digunakan untuk persediaan bagi program penanaman mangrove di Indonesia.
“Ekosistem mangrove punya peran penting bagi kehidupan di wilayah pesisir. Saya sangat menghargai kerja keras pak Mukarim dalam menanam dan menjaga ekosistem mangrove untuk kesejahteraan masyarakat sekitar,” katanya.
BACA JUGA: 10 Juta Vaksin Sinovac Tahap 4 Tiba di Indonesia
Dia juga mengaku siap memberikan dukungan kepada Mukarim dan masyarakat lain untuk mengembangkan ekowisata mangrove yang lestari serta tetap menjaga kebersihan pantai dari sampah.
“Pembibitan mangrove harus dapat memberdayakan masyarakat sekitar untuk bekerja, karena ini merupakan program padat karya dalam rangka penanggulangan dampak pandemic covid-19,” tutur Tebe.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News