GenPI.co - Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa kehalalan bagi vaksin covid-19 produksi Sinovac.
Fatwa halal tersebut dikeluarkan menyusul diterbitkannya izin penggunaan vaksin darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Senin (11/1).
BACA JUGA: Waduh! Vaksin Sinovac Halal Tapi Belum Tayib, Ini Alasannya...
Fatwa halal dari MUI merupakan salah satu indikator penting sebelum proses vaksinasi dimulai.
Masih segar di ingatan ketika pemerintah gagal memenuhi target cakupan vaksin Measles Rubella (MR) pada 2018 lalu.
Saat itu isu halal-haram menjadi sorotan publik. Sebab, vaksin diduga mengandung bahan yang haram. Di saat yang sama belum ditemukan vaksin serupa yang memenuhi kaidah halal.
MUI Riau bahkan sampai menghimbau masyarakat untuk menolak vaksin MR sampai diterbitkan fatwa halal dari MUI Pusat.
Namun, vaksin Sinovac sepertinya tidak akan mendapatkan penolakan yang sama.
Ketua Komisi Fatwa MUI Prof Hasanuddin AF mengatakan, MUI telah menjamin bahwa vaksin Sinovac halal.
Oleh karena itu, masyarakat tak perlu lagi memperdebatkan kandungan di dalam vaksin tersebut.
BACA JUGA: MUI Ingatkan Menteri Agama Gus Yaqut, Keras Banget!
“Kalau sudah ada fatwa halal, sudah jelas kehalalannya. Publik tak perlu lagi berpolemik,” ujar Prof Hasanuddin AF kepada GenPI.co pada Selasa (12/1).
Hasanuddin mengatakan, keluarnya fatwa halal untuk vaksin Sinovac telah melalui serangkaian kajian yang panjang.
Oleh karena itu, pihaknya memastikan bahwa tidak ada bahan-bahan yang najis atau haram di dalam proses pembuatan vaksin tersebut.
“Manfaatnya ada, proses produksinya juga tidak menggunakan bahan yang haram,” katanya.
Kiai Hasanudin juga menegaskan, seluruh MUI daerah akan mengikuti anjuran dan penetapan yang telah diputuskan oleh MUI pusat.
Sejak fatwa halal dikeluarkan, belum ada MUI daerah yang mengajukan keberatan atas penetapan fatwa tersebut.
“MUI daerah satu suara, nggak boleh berbeda. Semua laporannya juga sudah jelas,“ pungkasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News