GenPI.co - Pernahkah kalian mencintai orang yang salah? Jika ya, tolong dengarkan kisahku ini yang sakitnya bukan main, bikin bingung.
Aku dan sosok itu pertama bertemu di tempat bimbel bahasa Inggris. Pertama kali aku melihat, aku langsung penasaran dengan dirinya.
BACA JUGA: Aku Sayang Cupang, Tapi Cintaku Hanya untuk Farad
Matanya yang indah selalu dapat membuatku terpana. Sebab selalu kutangkap pancaran emosi dari kedalaman matanya.
Dia jarang sekali tersenyum. Namun sekalinya ia melakukan itu, rasanya dunia berhenti berputar.
Lesung pipinya membuat dia sangat manis dan menghadirkan sifat polos khas anak-anak.
Tapi waktu kami tidak pernah tepat. Kalau kata orang, aku ini mencintai orang yang tepat di waktu yang salah.
Aku mulai mengejarnya ketika dia sedang dekat dengan seseorang. Karena merasa tak enak, aku pun mengurungkan niat.
Ketika dia sudah tak bersama dengan orang lain, aku yang sedang menjalin hubungan dengan seseorang.
Sudah hampir tiga tahun seperti itu. Sampai akhirnya, Natal tahun ini tiba.
BACA JUGA: Di Bali, Tubuh Perempuan Bersuami itu Menempel Erat padaku
Kami sekeluarga merayakan Natal tahun ini di rumah saudara dari pihak papa di Tangerang.
Sudah 15 tahun papa dan sebagian besar saudaranya tak berkontak akibat sebuah perselisihan.
Hal itu menyebabkan papa pindah ke Bogor.ia menata kehidupannya dari nol di Kota Hujan ini.
Aku pun tak pernah tahu ada saudara papa yang menetap di Tangerang sampai sehari sebelum keberangkatan kami.
Sepanjang perjalanan aku merasa aneh, karena membayangkan apa yang akan terjadi nanti di sana.
Kata mama, sebenarnya ada saudara papa yang juga tinggal di Bogor. Tapi, kami juga tak pernah berkunjung atau pun dikunjungi akibat pertengkaran besar mereka dengan papa.
Aku memang tak tahu banyak perihal keluarga dari pihak papa. Aku juga tak pernah mau bertanya masalah apa yang membuat mereka sampai bertengkar hebat seperti itu.
Mama bilang padaku, mungkin pertemuan kembali keluarga papa merupakan keajaiban Natal tahun ini.
Kami pun tiba di rumah saudara papa. Setelah bersalaman dan saling menanyakan kabar, kami pun duduk bersama sembari menanyakan apa saja yang sudah terlewat selama 15 tahun.
Sampai akhirnya satu keluarga lagi tiba. Kami semua segera berdiri dan sang tuan rumah berjalan menuju pagar untuk menyambut keluarga yang baru datang.
Kata papa, itu keluarga yang dari Bogor juga. Mereka datang berempat, dengan dua orang anak.
Anak pertamanya terlihat dari jauh sepantaran denganku.
BACA JUGA: Karena Aku Tak Romantis, Mike Tega Mendua di Belakangku
Namun, aku kaget bukan main saat melihat si anak pertama ketika dirinya sudah berada di hadapanku.
Dia pun terlihat sama terkejutnya sampai tak bisa menyembunyikannya dari pancaran sinar matanya.
Dia teman bimbel bahasa Inggrisku. Sosok yang yang kusukai dengan sangat namun selalu kupendam
Keajaiban Natal tahun ini justru membuatku merasa dikutuk Tuhan dan semesta-Nya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News