GenPI.co - Pasca teror berdarah yang dilakukan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Sigi, pemerintah bergerak cepat memburu kelompok ekstremis tersebut.
Pasukan Khusus TNI atau Kopassus telah diterjunkan untuk menyibak hutan lebat di Poso dan memberantas MIT di sarangnya.
BACA JUGA: Jejak Penuh Darah Kelompok MIT, Lakukan Teror Sadis Setiap Tahun
“Pasukan khusus seperti yang telah disampaikan Panglima TNI telah datang dan satuannya setingkat peleton. Itu adalah tim pendahulu, nanti tim intinya juga akan datang berikutnya,” ujar Komandan Korem 132/Tadulako Brigadir Jenderal TNI Farid Makruf, di Palu, Selasa (2/12).
Prajurit dengan ciri khas baret merah ini merupakan pasukan elite militer. Mereka terlatih untuk misi-misi khusus.
Kemampuannya dalam bergerak cepat di segala medan, menembak dengan tepat, pengintaian musuh, hingga antiteror telah diakui dunia.
Sejak dibentuk pada 1952, Kopassus telah disiapkan untuk terjun di misi atau operasi penting. Namanya semakin mentereng lantaran setiap misi selalu dijalankan dengan sempurna.
Kopassus adalah pasukan dibalik suksesnya operasi penumpasan DI/TII, Operasi Dwikora, Operasi Trikora, Seroja di Timor, hingga pembebasan sandera di Bandara Don Muang, Thailand dan sandera perompak di Somalia beberapa waktu lalu.
Tak mengherankan jika Kopassus masuk ke dalam daftar 20 elite militer paling ditakuti di dunia.
Maka, ketika pasukan khusus ini mulai diterjunkan untuk menumpas MIT. Sudah tentu, Indonesia benar-benar serius dalam menumpas gerakkan mereka.
Medan sulit di Hutan Poso bukanlah hambatan bagi Kopassus. Simbol pedang, jangkar, dan sayap yang ada di brevet komando telah menjadi simbol bahwa mereka harus selalu siap untuk bertempur di darat, laut, dan udara.
Tipe serangan Kopassus ialah pertempuran jarak dekat. Mereka akan mendekati markas musuh dengan senyap. Kemudian melakukan serangan dengan cepat dan mematikan.
Hal itu dilakukan untuk segera mengontrol situasi dan merusak mental lawan. Bahkan, jika pasukan ini telah kehabisan senjata api, Kopassus tak akan menyerah dan akan terus bertempur hingga darah penghabisan.
BACA JUGA: Panglima TNI dan Kapolri Tebar Ancaman, Mengerikan!
Ketika amunisi senjata telah habis, mereka akan menggunakan pisau dan kampak untuk tetap melawan dan bertempur. Antisipasi berlapis sebelum memutuskan menyerah dari Kopassus memang perlu diacungi jempol.
Bahkan, Kopassus telah disiapkan jika memang harus bertempur di kondisi malam hari. Kemampuan mereka tak berkurang sedikit pun. Ilmu bela diri pernapasan dari Merpati Putih telah membuat mereka bisa melihat dalam kondisi gelap.
Kini, kita tinggal menunggu saja. Satu per satu kabar baik tentang keberhasilan penumpasan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News