GenPI.co - Pascakepulangan Imam Besar FPI Habib Rizieq, namanya tak pernah redup dari pemberitaan media.
Mulai dari penyambutan yang dihadiri ribuan massa hingga kini diduga tidak kooperatif dalam penanganan covid-19. Rupanya, ada tujuan besar di balik kegaduhan tersebut.
BACA JUGA: Mencengangkan! Denny Darko Urai Ramalan Jayabaya Tentang Covid-19
Peramal kondang Denny Darko mengungkap tokoh sentral di balik kepulangan Habib Rizieq ke Indonesia.
Menurutnya, kepulangan Habib dan kegaduhan yang terjadi selama beberapa minggu terakhir memang direncanakan.
Denny menyebut semua peristiwa yang menghebohkan publik ini ada kaitannya dengan tokoh yang ingin maju untuk 2024.
Lebih jelas lagi, Denny bahkan menyebut orang itu ialah pemimpin tertinggi di Jakarta, mungkinkah yang dimaksud ialah Anies Baswedan?
BACA JUGA: Dua Sejoli Ini Pernah Diramalkan Denny Darko dan Benar Terjadi
“Sebenarnya semua berpusat pada satu orang, orang ini adalah pemimpin tertinggi otoritas Jakarta,” ungkap Denny Darko di Channel YouTube-nya seperti dikutip GenPI.co pada (2/12).
Pemimpin otoritas tertinggi di Jakarta yang selanjutnya dipanggil dengan sebutan "dia", memang jadi kandidat paling populer untuk pertarungan kursi Presiden pada 2024.
“Kalau berbicara 2024 beliau ini yang paling dia, elektabilitasnya semakin tinggi,” kata Denny.
Serangkaian kegaduhan yang terjadi belakangan memang sengaja di desain khusus agar dia semakin sering dibicarakan publik.
Tujuannya ialah untuk menaikkan nilai jual, sehingga harapannya bisa dipinang oleh partai politik yang kuat.
“Ini, Jadi alasan kenapa tidak ada ketegasan dari dia, ketika massa (Habib Rizieq) berkumpul di wilayahnya ” jelas Denny.
Kendati demikian, Denny menilai pemimpin tertinggi Jakarta tersebut masih bimbang. Apakah akan memilih massa (Habib Rizieq) atau justru melirik partai politik tertentu.
Menurut Denny, dia sengaja memainkan strategi berdiri dengan dua kaki. Hal itu dilakukan sembari menimbang kekuatan besar mana yang akan menjadi kendaraan politiknya mendatang.
“Semuanya demi politik dan itu, ya, wajar. Akan tetapi, menjadi salah ketika rakyat sudah menjadi korban,” tutur Denny.
Denny pun menyarankan kepada pemimpin otoritas tertinggi di Jakarta tersebut untuk segera menentukan pilihan akan merapat ke kubu siapa.
“Pindah perahu, lah. Karena yang sekarang penuh dengan ketidakpastian,” kata Denny.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News