Kaum ibu perajin Upia Karanji (songkok khas Gorontalo) di Desa Otopade Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo tertawa sumringah saat tamu yang dinanti sejak pagi datang. Tamu itu adalah Idah Syahidah Rusli Habibie, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Gorontalo.
Mereka pun berbaur dalam naungan tenda plastik warga orange di sebuah halaman rumah. Suasana riuh akrab tanpa batas.
“Kami melihat langsung para perajin upia karanji, mereka adalah warga Gorontalo yang setiap hari memproduksi kerajinan khas ini,” kata Idah Syahidah Rusli Habibie, Rabu (27/2).
Baca juga: Menyulap Limbah Jagung Menjadi Kerajinan Menawan
Sambil bersenda gurau ringan, para perajin upia karanji menunjukkan teknik penganyaman yang baik agar produk ini terlihat rapi dan awet. Upia karanji dibuat dari anyaman rumput mintu yang tumbuh liar di tepi hutan, rangkanya dari rotan.
Idah Syahidah Rusli Habibie dalam dialognya berharap warga Otopade terus melakukan inovasi-kreasi agar upia karanji semakin diminati konsumen.
Produk kerajinan warga Otopade ini menjadi buah tangan wisatawan di Gorontalo, banyak yang dipasarkan di toko-toko cendera mata di Kota Gorontalo. Para peminatnya tidak hanya warga Gorontalo, namun wisatawan nusantara.
Upia karanji semakin populer sejak menjadi songkok yang setiap hari dikenakan mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid. Dari sinilah upia karanji menjadi kebanggaan warga Gorontalo.
“Kami juga berharap bahan baku rumput mintu ini juga dapat dibuat tas, dompet, atau tatakan gelas, sehingga menciptakan produk-produk baru dan bisa meningkatkan pendapatan warga Otopade,” ujar Idah Syahidah Rusli Habibie.
Kerajinan anyaman rumput mintu sangat mendukung dunia pariwisata di Provinsi Gorontalo melalui produki upia karanji. Banyak warga desa yang terlibat dalam produksi anyaman ini, mulai dari penyediaan bahan baku, perajin, pedagang hingga toko-toko cendera mata yang mulai tumbuh di daerah ini.
“Pemberdayaan masyarakat desa terus dilakukan dengan berbagai pendekatan, ini berarti akan mengurangi pengangguran melalui pembukakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan penghasilan,” kata Idah Syahidah Rusli Habibie.
Upaya mendorong produktifitas warga ini diharapkan dapat memutus mata rantai kemiskinan dan kebodohan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News