GenPI.co - Kemandirian dalam produksi obat-obatan dan alat kesehatan dalam negeri ditekankan.
Presiden Joko Widodo ‘Jokowi’ dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker Indonesia, Kamis (5/11/2002).
BACA JUGA: Awas Blunder! PDIP Bisa Rusak Citra Jokowi
Jokowi ingin reformasi sistem kesehatan nasional dilakukan secara besar-besaran.
Reformasi tersebut juga mencakup kemandirian obat dan bahan baku obat yang diharapkan dapat segera dicapai.
"Kita tahu bahwa sekitar 90 persen obat dan bahan baku obat masih mengandalkan impor," ungkap Jokowi dalam live streaming dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas).
Padahal, imbuhnya, negara Indonesia sangat kaya dengan keberagaman hayati baik di daratan maupun di lautan.
Menurut Presiden, langkah ini perlu dilakukan untuk bisa menghemat devisa negara dan membuat industri farmasi dalam negeri tidak bisa tumbuh dengan baik.
Jokowi berpandangan, pandemi telah membangkitkan rasa krisis dalam dunia farmasi.
Terlebih untuk memacu kegiatan riset, mengembangkan inovasi-inovasi, merevitalisasi industri bahan baku obat di dalam negeri, hingga memperkuat struktur manufaktur industri farmasi nasional.
"Obat fitofarmaka juga perlu difasilitasi untuk melewati uji klinis dan standarisasi sehingga menjadi pilihan pengobatan promotif dan preventif,” tuturnya.
Kebangkitan industri farmasi nasional nantinya diharapkan akan sekaligus memperkuat perekonomian nasional, baik yang bekerja di hulu maupun di hilir industri, dan meningkatkan kesejahteraan para petani serta UMKM.
Selain itu, memanfaatkan momentum penanganan pandemi, Presiden Joko Widodo juga mengajak partisipasi seluruh elemen masyarakat.
BACA JUGA: Jenderal yang Dekat Jokowi Pegang Kendali Kodam V/Brawijaya
Mulai dari dokter, perawat, apoteker, hingga profesi lainnya untuk ambil bagian dalam penanganan pandemi terutama untuk membantu kesuksesan program vaksinasi Covid-19.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News