Bus Trans Semarang atau biasa disebut BRT Trans Semarang, kini memiliki shelter di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang, bahkan memiliki sejumlah fasilitas mewah. Selain itu juga memiliki desain futuristik. Shalternya sendiri tak jauh dari pintu kedatangan, atau hanya berjarak 25 meter tepat di depan pintu kedatangan bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang.
Ade Bhakti Ariawan, Kepala Badan Layanan Umum (BLU) UPTD Trans Semarang mengatakan, Penumpang yang akan naik BRT Trans Semarang dari shelter bandara semakin dipermudah.
“Selain jarak yang dekat, shelter baru di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani dilengkapi ruang tunggu yang nyaman,” Terang Ade, Senin (18/2/2019).
“Ruangan shelter juga tertutup dan ber-AC, serta adanya Passenger Information System (PIS). Pengguna jasa bandara dapat mengetahui kedatangan BRT,” terangnya.
Dia menambahkan, shelter di bandara tersebut sebelumnya menempati jarak lebih jauh yang berada di sisi kiri pintu kedatangan berjarak lebih dari 30 meter. Dengan pemindahan lokasi shelter itu, tak hanya memperpendek jarak akses calon penumpang tetapi sekaligus penambahan fasilitas.
“Di dalam shelter bandara, kami telah menempatkan petugas. Agar penumpang bisa mendapat informasi mengenai Trans Semarang,” jelas Ade.
Untuk jam operasional armada Koridor V Bandara – Meteseh dimulai pukul 05.30 WIB hingga 17.50 WIB kemudian dilanjutkan BRT Bandara, dengan rute Bandara Ahmad Yani – Simpanglima mulai pukul 18.00 WIB hingga 24.00 WIB. Jarak antar armada 10-15 menit pada kondisi lalu lintas normal.
Harga tiket Trans Semarang rute Bandara tidak mengalami perubahan. Untuk umum Rp 3.500 sedangkan untuk pelajar,mahasiswa, dan pemegang KIA hanya Rp 1.000, kecuali hari Minggu dan hari libur nasional (sesuai dengan Peraturan Walikota Semarang nomor 16A tahun 2017).
“Sejak dioperasionalkan pada 6 Juni 2018 hingga Desember 2018, BRT Koridor V total telah melayani 105.940 penumpang dari Shelter Bandara Ahmad Yani,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Operasi PT Angkasa Pura I (Persero) Wendo Asrul Rose, menyampaikan, pihaknya mendukung adanya shelter BRT Trans Semarang di area bandara. Hal ini merupakan bentuk pelayanan kepada pengguna jasa bandara dan masyarakat Semarang aksesibilitas dari dan menuju Bandara Jenderal Ahmad Yani.
“BRT Trans Semarang Koridor V dengan rute Bandara-Mateseh dan Bandara-Simpang Lima ini merupakan perwujudan integrasi antarmoda transportasi sehingga diharapkan dapat memberikan pilihan kenyamanan dalam mengakses bandara,” katanya.
Untuk diketahui Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani sendiri dengan terminal barunya, kini memiliki luas area 58.652 meter persegi, delapan kali lebih besar dibanding luas bandara dengan terminal lama yang hanya 6.708 meter persegi dan menjadi bandara terapung pertama di Indonesia.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News