Keunikan Warisan Budaya Indonesia Untuk Dunia menjadi tema besar yang diangkat mahasiswa Akademi Kesejahteraan Sosial (AKS) Ibu Kartini dalam memamerkan hasil karyanya, Selasa (12/2).
Menurut Direktur Kemahasiswaan AKS Ibu Kartini Kurnianingsih, kegiatan ini merupakan ujian wajib bagi mahasiswa semester V. Adapun pesertanya adalah mahasiswa Prodi Tata Rias, Tata Busana dan Tata Boga.
“Ini merupakan ujian akhir bagi mahasiswa dan harus digelar di tempat publik sekaligus juga dapat dijadikan ajang gelar karya bagi Indonesia,” terangnya.
Tujuannya antara lain melatih soft skill, keberanian serta kedisiplinan dari hasil belajar terkait mata kuliah yang diambil masing-masing. Lebih dari itu, gelar karya juga merupakan bentuk akuntabilitas publik dari AKS terhadap masyarakat yang menunggu hasil karya nyata penunjang pariwisata.
Dengan demikian, nanti akan tercipta wirausaha-wirausaha kreatif dari tiga sektor ini. Ia berharap, mahasiswa memanfaatkan momentum gelar karya ini seoptimal mungkin dengan mengambil tema kekayaan yang ada di tanah air.
“Mahasiswa diharapkan memanfaatkan ragam budaya dan ragam kuliner khas Indonesia dari Sabang sampai Merauke menjadi lebih dikenal dengan melakukan inovasi dan memadupadankannya,” tukasnya.
Diakui, dengan memasuki era ekonomi digital dan revolusi industri 4.0 yang dicanangkan Presiden Jokowi, tantangan akan semakin berat karena semua harus menggunakan teknologi untuk menjual produk mereka. Pasar kerja juga membutuhkan kombinasi berbagai skills yang berbeda yang selama ini diberikan oleh perguruan tinggi.
“The Uniqueness of Cultural Heritage for The World menjadi dasar bagi mahasiswa untuk mengeksplorasi berbagai ragam keindahan dan kekayaannya,” imbuhnya.
Dalam kesempatan ini, masing-masing mahasiswa dari prodi yang berbeda memamerkan hasil karya mereka. Seperti tata rias bertema Hutan Wisata Raflesia Arnoldi Bengkulu karya Novita Etivia Sari yang mengangkat kekayaan flora bunga Raflesia Arnoldi yang hanya tumbuh di Bengkulu.
“Kostum yang dikenakan model terinspirasi dari kelopak bunga Raflesia yang tumbuh merekah indah dan megah. Body painting pada tubuh model terinspirasi dari corak bintik-bintik pada bunganya,” terang Novita.
Selain itu, hadir pula kreasi rias tema ubur-ubur Danau Kakaban, seni barong Bali, sunset di Bromo dan masih banyak lagi. Pada prodi Tata Busana, hadir tema cahaya api abadi Mrapen, Luxury of Lampung hingga The Queen of Susu Tumpah Boyolali.
Pada prodi Tata Boga, mahasiswa harus mengambil tema besar fusion food Italia Bali, fusion food Perancis Kalimantan dan fusion food Korea Jawa. Gus
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News