GenPI.co - Mengenang 21 tahun referendum Timor Leste yang lepas dari pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi sejarah yang kelam.
Memang tak semudah membangun negara yang mensejahterakan rakyatnya. Buktinya, rakyat Timor Leste jika diberikan kesempatan lebih memilih kepangkuan ibu pertiwi.
BACA JUGA: Timor Leste Rontok, Rakyatnya Ingin Kembali Gabung Indonesia
Sejarah Timor Leste bermula ketika Portugal mengambil alih kekuasaan dari Jepang (1942-1945), yang kalah pada Perang Dunia II. Timor Timur sempat dikuasai Fretilin selama 3 bulan, dengan mendirikan Republik Demokratik Timor Leste.
Setelah terjadi kekosongan pemerintahan akibat Revolusi Bunga di Portugal pecah dan terjadi perang saudara di Timor Timur antara Fretilin, yang menganut paham Marxis-Komunis dan pendukung faksi integrasi dengan Indonesia pada 1975.
Indonesia berhasil menguasai Timor Timur setelah upaya perebutan yang mendapat dukungan dari Amerika Serikat, dan Australia dilatari kekhawatiran meluasnya paham Komunis di Asia Tenggara. Timor Timur bergabung dengan NKRI pada 1976 sebagai provinsi ke-27.
Namun, Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) tidak pernah menyetujui tindakan Indonesia ini. Referendum kemerdekaan diadakan di Timor Timur pada 30 Agustus 1999.
Dengan perbandingan 94.388 suara setuju menjadi daerah otonomi khusus, sementara 344.580 suara menolak. Atas dasar ini kemudian Timor Timur menjadi negara merdeka yang sekarang dikenal dengan Timor Leste.
Ironinya, saat ini banyak warga negara Timor Leste memilih untuk kembali bergabung dengan Indonesia. Hal tersebut cukup menggemparkan banyak pihak.
Fakta yang diungkap oleh bank dunia ini menjadi bukti kuat alasan banyak warga Timor Leste ingin kembali ke pelukan Ibu Pertiwi.
Melansir dari laporan United National Development Programme (UNDP), Timor Leste berada di peringkat 152 negara sebagai negara termiskin di dunia dari 162 negara.
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di Timor Leste diungkap sebagai sebabnya, lantaran lemah meski ada peningkatan sejak tahun 2009.
BACA JUGA: Sungguh Teganya...Teganya Kau Selingkuh dengan Temanku
Dengan kata lain seperti apa yang diungkap dari laporan resmi Bank Dunia tahun 2020, menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Timor Leste paling lambat dibanding dengan negara Asia Tenggara lainnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News