GenPI.co - Sekretaris Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Provinsi Jawa Tengah Ema Rachmawati menilai, perempuan memiliki peran penting dalam sosialisasi adaptasi kebiasaan baru pada masa pandemi covid-19.
Hal itu disampaikan Ema dalam diskusi virtual yang diadakan di Graha BNPB, Jakarta, Senin, (24/8/2020).
BACA JUGA: Masyarakat Abai Protokol Kesehatan Karena Terpengaruh Hoaks
"Perempuan memang sebagai pendidik dalam keluarga, dekat dengan anak. Selain itu, perempuan juga memiliki peran sosial di masyarakat," ujar Ema.
Ema mengatakan, para kader PKK kebanyakan adalah perempuan, meskipun juga ada laki-laki.
Menurut dia, perempuan memiliki peran utama dalam menyosialisasikan adaptasi kebiasaan baru di masyarakat.
Menyosialisasikan kebiasaan baru, budaya baru, dan norma baru harus dimulai sejak dini.
"Sehingga kalau perempuan berada di dalam keluarga maka dia punya kewajiban untuk diajarkan tentang bagaimana melakukan kebiasaan baru ini," jelasnya.
Lebih lanjut, pada bulan Januari 2020 TP-PKK Provinsi Jawa Tengah membuat sebuah film yang menyosialisasikan pentingnya mencuci tangan kepada kader-kader PKK.
Pada bulan Maret 2020, pihaknya mulai menyosialisasikan gerakan 3M (Mencuci tangan, Menjaga jarak, Menggunakan masker).
Bahkan, TP-PKK Provinsi Jawa Tengah bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan membuat masker sebanyak 2,5 juta masker.
"Yang menggarap adalah kader-kader PKK. Jadi 17.000 perempuan mengerjakan 2,5 juta masker,” ucap Ema.
Ia mengatakan, yang menjadi tantangan dalam mendisiplinkan masyarakat untuk melakukan adaptasi kebiasaan baru adalah penegakan hukum yang masih lemah.
BACA JUGA: Satpol PP Jabar Catat 927 Pelanggar Protokol Kesehatan
Hal ini dikarenakan masih terjadinya perdebatan mengenai sanksi yang perlu diberikan kepada masyarakat yang melanggar protokol kesehatan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News