GenPI.co - Seperti biasa saban hari Minggu selama masa pandemi corona, Keuskupan agung Jakarta menyiarkan ibadah misa online via Youtube Komsos Katedral Jakarta dan saluran TVRI. Demikian pula pada hari Minggu (23/8).
Namun ada yang istimewa pada misa kali ini. Sebab ritual keagamaan itu khusus untuk memperingati HUT ke75- Republik Indonesia. Semangat nasionalisme begitu kental oleh bendera-bendera merah putih yang menghias altar gereja megah yang berdisain gotik itu.
Juga, para petugas pada misa kali itu adalah orang-orang khusus. Mereka adalah anggota TNI dan Polri warga dariKeuskupan Umat Katolik di Lingkungan TNI-Polri (keuskupan militer).
BACA JUGA: Selain Tentara Berpangkat Letkol, Pria ini adalah Seorang Pastor
Misa dimulai dengan lagu pembukaan yakni Indonesia pusaka. Di saat yang sama, beberapa petugas mendekati altar sambil membawa bendera merah putih.
Suasana semakin sakral ketika lagu Indonesia Raya diperdengarkan. Irama lagu kebangsaan tersebut menggema di pilar-pilar kokoh gereja, dibarengi sikap hormat ala militer dari semua yang hadir.
Mgr Ignatius Kardinal Suharyo, uksup keuskupan Agung Jakarta, memimpin jalannya ibadah. Bebeberapa Pastor lain juga bersama dia di latar, termasuk Romo Yoseph Bintoro.
Nama terakhir dari para imam di atas cukup istimewa. Selain seorang pastor, ia juga adalah tentara yang berpangkat Letnan Kolonel.yang merupakan wakil uskup umat Katolik di lingkungan TNI-Polri.
Dalam kotbahnya, Mgr. Suharyo mengutip bacaan Injil yang disebutnya mempunya makna yang penting dalam Gereja Katolik. Makna tersebut juga memiliki relevansi dalam konteks kekinian, khususnya dalam hal mengisi kemerdekaan Indonesia.
BACA JUGA: Orang-orang Berbaju Loreng di Gereja Katedral Jakarta, Ada Apa?
“Dalam rasa syukur atas kemerdekaan bangsa yang kita syukuri dalam perayaan ekaristi ini, menutup lubang maut dan mengunci kejahatan dapat berarti ikut bertanggung jawab mewujudkan cita-cita kemerdekaan,” bebernya.
Tanggung jawab itu, lanjut Mgr Suharyo, dilaksanakan dengan menjadi Petrus-Petrus kecil yang menutup lubang-lubang kejahatan seperti korupsi, intoleransi, kebohongan publik, kekerasan, dan segala macam kejahatan yang dapat melemahkan kehidupan bersama sebagai warga negara Indonesia.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News