GenPI.co - Sustainable Fashion tengah digaungkan oleh industri fesyen dalam negeri.
Faktanya, konsep ini tidak berjalan mulus, karena pasar Indonesia sudah terbiasa dengan fast fashion.
Adapun sustainable fashion adalah konsep busana yang tidak hanya mengutamakan kainnya, tapi juga berupaya meningkatkan kesejahteraan dan keberlangsungan bagi para pekerjanya.
BACA JUGA: Terobosan Industri Fesyen saat Pandemi, ISEF 2020 Digelar Daring
Banyak desainer yang mengusung konsep sustainable fashion yang dinilai ramah lingkungan.
Dengan begitu, industri fesyen akan tetap bertahan dengan menghasilkan kualitas produk yang baik.
Ali Charisman, desainer senior dan Chairman Indonesia Fashion Chamber mengungkapkan ada tiga pilar yang wajib dipahami kalangan desainer terkait konsep sustainable fashion.
BACA JUGA: Selena Gomez Pamer Rumah Baru, Netter Salfok ke Wallpaper
"Tiga pilar itu people, planet dan profit. Ketiganya harus ada supaya sustain," kata Ali, dalam virtual media briefing road to Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2020.
1. People
Ali mengatakan, praktik bisnis fesyen harus adil, baik bagi pekerja dan pelanggan. Keduanya harus sejalan.
People juga bisa berujung kepada pembukaan lapangan kerja, terutama bagi orang-orang di sekitar workshop.
2. Planet
Selain itu, Ali mengemukakan kalangan desainer dan industri fesyen agar tidak hanya fokus pada soal pemilihan bahan dan proses produksi.
Namun juga memikirkan bagaimana cara mengolah limbah dengan baik, sehingga bisa sekaligus merawat bumi.
3. Profit
Terakhir adalah profit, agar usaha atau bisnis yang dijalankan dapat bertahan harus menguntungkan tanpa mengorbankan pekerja dan alam.
Ia mengungkapkan penerapan gaya hidup berkelanjutan menjadi peran penting untuk sustainable fashion.
Tiga pilar tersebut akan dikemukakan dalam penyelenggaraan ISEF 2020. Karena itu, perhelatan ini mengambil tema "Sustainable Fashion, Sustainable Lifestyle."
ISEF 2020 akan berlangsung pada 27-31 Oktober 2020, dan digelar secara daring.
"Semua UMKM terlibat sudah mengadopsi setidaknya satu indikator sustainable fashion. Pertanyaannya, seberapa jauh bakal mengembangkan brand buat lebih berkelanjutan?" tutupnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News