Mengintip Ritual Seba Baduy 2018

27 April 2018 20:46

Jumat (20/4) petang, Pendopo Kantor Bupati Lebak penuh oleh Masyakat Adat Baduy. Jumlahnya tak main-main, melampui angka 1500 orang. Penampilan mereka khas dan seragam, dengan ikat kepala dan pakaian berwarna polos tanpa motif. Masyarakat Baduy itu tiba kira-kira pukul 16.00, setelah menempuh perjalanan dari Kampung Ciboleger, Leuwi Damar.

Kedatangan mereka adalah rangkaian dari upacara Seba Baduy. Ini adalah acara rutin dan hanya ada di Banten. Dalam acara itu, masyakat Baduy ini ‘turun gunung’ untuk menyerahkan hasil panen mereka kepada ‘Bapa Gede’. Itu adalah sebutan mereka kepada Bupati Lebak.

Di pendopo, sambutan hangat membuat mereka lupa akan lelah yang mendera. Padahal, mereka mereka baru saja menempuh jarak 45 km dengan jalan kaki. Jalur yang diambil ialah Ciboleger-Leuwi Damar-Cimarga-Rangkas Bitung. Rona bahagia terpancar dari wajah para tamu istimewa itu. Mereka senang lantaran disambut dengan tangan terbuka. Liahat saja, kesenian tradisional Gendekan segera membuat suasana mriah dengan bebunyian khas Sunda.

Ketua Genpi Lebak Yeni Mulyani S.Ikom mengatakan, kesenian tradisional Gendekan ini berupa pertunjukan musik tradisional yang dilakukan oleh Ibu-Ibu dan remaja putri. Mereka menyanyikan lagu berbahasa Sunda diiringi permainan musik menggunakan alat berupa alu atau lesung.

“Lagu yang kali ini dinyanyikan sepuluh kelompok perempuan ini, haruslah bernada riang dan ceria. Sebab lagu tersebut melambangkan kegembiraan warga Lebak menyambut 1.672 orang Masyarakat Adat Baduy yang datang,” jelas Yeni.

Pendopo Bupati Lebak yang luas itu dijadikan tempat istirahat Masyarakat Adat Baduy yang semuanya laki-laki itu. Masih banyak ragkaian acara yang harus mereka ikuti. Salah satunya adalah Babacakan atau makan bersama. Babacakan kali ini dilaksanakan di depan Aula Multatuli, Kantor Setda Kabupaten Lebak.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lebak Hayat Saida, Seba Baduy adalah sebuah bentuk kecintaan masyarakat Adat Baduy kepada pemerintah. Sekali dalam setahun selama ratusan tahun Masyarakat Adat Baduy menyerahkan hasil panen (Seba atau Seserahan) kepada “Bapa Gede”, yakni Bupati Lebak dan Gubernur Banten.

Tahun ini Masyarakat Adat Baduy menyerahkan hasil panennya kepada Pjs Bupati Lebak Ino S Rawita dan Gubernur Banten Wahidin Halim. Seserahan berupa padi, pisang, jagung, laksa (makanan yang terbuat dari tepung beras) dan hasil-hasil bumi lainnya.

Sementara itu, prosesi penyerahan Seba dilakukan usai ‘Babacakan’. Acara kemudian  dilanjutkan dengan hiburan bagi Masyarakat Adat Baduy berupa kesenian tradisional Wayang Ajen.

Memeriahkan kegiatan Exciting Banten on Seba Baduy 2018, Genpi Lebak mendirikan stand bagi masyarakat yang ingin mendaftarkan diri menjadi anggota Genpi di sisi luar Kantor Bupati Lebak. Masyarakat juga dapat mengikuti lomba foto bertemakan ‘On the Spot Exciting on Seba Baduy 2018’.

Pada Sabtu (21/4) pagi, Masyarakat Adat Baduy kembali melanjutkan perjalanan menuju Kantor Gubernur Banten.  Letaknya di  Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) di Curug, Kota Serang. Dari Lebak, jaraknya sekitar 50 km.  Seperti sebelumnya, jarak sejauh itu ditempuh oleh Masyarakat Adat Baduy dengan berjalan kaki tanpa kasut.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred
Seba Baduy   Banten   Serang   Lebak  

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co