GenPI.co - Salah satu lokasi rentan penularan virus covid-19 adalah lingkungan pondok pesantren. Berbagai tindakan pencegahan telah dilakukan di lingkungan pendidikan pondok pesantren seluruh Indonesia.
Langkah tersebut bertujuan untuk kepentingan seluruh pihak, terutama para santri, agar bisa tetap belajar dengan nyaman dan aman dari penularan virus corona di lingkungan pondok pesantren.
BACA JUGA: Agustus, Indonesia Siap Uji Klinis Tahap Tiga Vaksin Covid-19
Rektor Universitas Darussalam Gontor dan Pembina Satgas Covid-19 Gontor, Amal Fathullah Zarkasyi memastikan santri-santri pondok pesantren Darussalam Gontor menjalankan protokol kesehatan ketika melaksanakan pendidikan mondok di dalam pesantren
Namun, ketika ada santri yang terkonfirmasi positif virus corona pihaknya menempuh berbagai protokol.
"Kita enyediakan ruang isolasi dan melakukan rapid test kepada santri-santri lain dengan dibantu Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa,” ujarnya dalam webinar, belum lama ini.
Sarwa Pramana selaku Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Jawa Tengah, pondok pesantren yang ingin kembali beroperasi harus mampu menerapkan syarat-syarat yang telah ditetapkan melalui Surat Edaran Sekretaris Daerah nomor 450/09/155.
Adapun syarat-syaratnya antara lain, santri harus memberikan surat keterangan sehat dari puskesmas dan harus dikarantina selama 14 hari terlebih dahulu.
Selanjutnya, pondok pesantren diwajibkan untuk membuat Gugus Tugas di lingkungan pondok, dan terakhir pengantar tidak boleh masuk ke dalam wilayah pesantren.
Upaya lain yang dilakukan untuk pencegahan penularan di pesantren di Jawa Tengah adalah penugasan terhadap dinas kesehatan kabupaten dan puskesmas untuk memantau pondok pesantren setiap hari, serta memanfaatkan manajemen Jogo Tonggo.
“Kita kan punya manajemen Jogo Tonggo sampai tingkat RW. Di lingkungan pondok untuk bisa bekerja sama pada saat satu, santri ini terkonfirmasi reaktif, langsung kita isolasi. Kalau di lingkungan pondok tidak memungkinkan, kita kerja sama dengan aparat desa,” ujar Sarwa.
Menurut Sarwa, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah mengucurkan dana bantuan sebesar Rp 2,4 miliar untuk seluruh pondok melalui Baznas Jawa Tengah.
Ia pun berharap tidak ada lagi klaster-klaster baru yang muncul dari transmisi pondok pesantren karena upaya pencegahan terus dilakukan.
BACA JUGA: Lindungi Anak dari Covid-19, Dokter Reisa Sarankan Langkah 3 x 3
“Mudah-mudahan, ke depan, tidak ada lagi pondok yang menjadi transmisi baru. Mudah-mudahan sampai hari ini, Jawa Tengah, alhamdulillah belum ada,” tutup Sarwa.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News