Suku Dayak di Kalimantan memiliki tradisi dan budaya tato tradisional. Pembuatan tato tidak sembarangan, karena ada ritual khusus. Berbagai motif dan gambar memiliki arti tersendiri bagi Suku Dayak.
Namun seiring perkembangan zaman, Seni tato tradisional Suku Dayak ini mulai dilupakan. Dengan munculnya alat tato modern yang lebih mudah dan cepat. Untuk melesatarikan dan budaya tato Suku Dayak, sekelompok anak muda dari Yogyakarta membuat expedisi memperkenalkan tato asli Kalimantan ini kepada masyarakat luas.
Ekpedisi yang bertajub “Borneo Tatto” ini akan dilakukan pada tanggal 20 Februari – 30 Mei 2019 nanti. Ekspedisi yang digagas oleh para pemuda yang peduli akan budaya tato Indoensia ini akan melakukan perjalanan mengelilingi berbagai daerah di seluruh Kalimantan. Berawal dari Yogyakarta, para ekspeditor dari Borneo Tatto ini akan melanjutkan perjalanan mereka mengelilingi Pulau Kalimantan.
Baca juga: Mengenal Tradisi Tato Tradisional Suku Dayak Iban
Adalah Bonafilio Yosafat, mahasiswa Institut Seni Indonesi (ISI) di Yogyakarta salah satu ekspeditor menjelaskan alasannya ikut serta dalam ekspedisi ini. "Tato di sana hampir punah karena tidak ada regenarasi. Karena dengan bertato ada anggapan tak punya masa depan. Keinginannya sederhana, ingin jadi PNS tapi ketika berato itu tidak boleh. Sehingga mereka memilih untuk tidak bertato," ujarnya
Ekspedisi yang menempuh jarak mencapai 10.000 KM ini ini akan dilakukan oleh 3 orang Pemuda yaitu Bonafilio Yosafat, Bagus Trijaya Kusuma dan Ariiq Septiawan. Dalam perjalanan selama 3 bulan lebih ini, mereka akan menjelajahi setiap sudut Suku Dayak yang belokasi di Kalimantan Selatan, Utara, Tengah, Barat dan Timur.
Mereka juga akan mengunjungi berbagai Suku Dayak besar dan Sub Suku Dayak seperti Suku Dayak Iban, Dayak Kenyah, Dayak Kayan Mendalam dan sebagainya. Tercatat terdapat 17 Suku Dayak yang akan mereka singgahi dan pelajari tentang budaya Dayak serta Budaya Tato mereka.
“Orang yang memiliki Tato di Indonesia itu masih dipandang sebelah mata, banyak yang beranggapan orang yang bertato itu pasti jahat, preman, dan anggapan jelek lainnya. Nah melalui ekspedisi ini, kita akan kenalkan ternyata Budaya Tato itu sudah ada sejak nenek moyang dan jadi budaya asli Indonesia. Sehingga pandangan masyarakat sedikit demi sedkit berubah,” Jelas lelaki yang akrab dipanggil BonBon ini.
Ekspedisi Borneo Tatto ini akan mereka tempuh menggunakan kendaraan roda dua berjenis Motor Trail. Berbagai tantangan pun siap menanti mereka dari kondisi jalanan yang berbatu hingga tanah merah khas pedalaman. Sebagian wilayah yang akan dijadikan lokasi Ekspedisi ini berada di tengah pedalaman Hutan Kalimantan sehingga jalanan sempit, melintasi sungai, hngga jalan setapak harus mereka tempuh.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News