Makna Pakai Kain Songket Bagi Pria Melayu

23 Januari 2019 14:17

Kain songket adalah hasil tenu tradisional masyarakat Melayu yang sangat bernilai. Sama seperti Kain Batik, Kain Songket di Indonesia berbeda-beda antara satu daerah dengan daerah lain, baik motif maupun maksud cara pemakaiannya.

Istilah songket berasal dari perkataan Melayu “menyungkit” menggunakan benang gimpal yakni dari emas dan perak. Dalam pembuatan menghasilkan kain songket melibatkan proses menyungkit benang gimpal pada benang loseng. Ini bermakna benang pakan emas diselitkan pada benang biasa dari kapas dan sutera bagi menghasilkan motif pada songket.

Kain Songket juga tidak selalunya digunakan oleh kaum hawa, tetapi juga banyak digunakan oleh kaum adam untuk maksud dan tujuan tertentu. Secara umum kain songket yang dipakai laki-laki melayu dibagi menjadi dua jenis. Pertama adalah kain songket yang diadopsi dari Kerajaan Lingga Johor Malaysia. 

Baca juga: Berwisata Sambil Kuliner di Tanjungpinang

Kedua adalah kain songket yang diadopsi dari Padang Sumatera Barat. Kedua jenis kain ini pada prinsipnya memiliki beberapa kesamaan namun tetap memiliki keunikan tersendiri. Kesamaan antara keduanya ialah sama-sama digunakan untuk menunjukan status pernikahan. 

Salah satu hal yang menarik dari kain songket laki-Laki melayu ini terletak pada cara pemakaiannya. Hal itu dikarenakan cara pemakaiannya yang berbeda-beda untuk menyampaikan maksud tertentu.

“Kalau mau lihat laki-laki itu sudah menikah atau belum. Lihat saja paras mana dia memakai kain songket. Kalau diatas lutus berarti masih lajang dia. Nah, kalau dibawah lutut berarti dia sudah menikah. Anak-anak muda melayu sekarang harus tau itu.” ucap Muhammad Arfi Ghifari, pegiat budaya Melayu dari Kota Tanjungpinang.  

Cara pemakaian kain songket laki-laki melayu dilakukan dengan memperhatikan dua hal yakni panjang kain dan sisi lipatan. Sederhananya pemakaian kain songket laki-laki melayu dapat dikelompokan menjadi tiga jenis.

Panjang di bawah lutut dan dilipat ke dua sisi artinya  sudah menikah namun belum memiliki anak. Panjang di bawah lutut dan dilipat ke satu sisi maksudnya sudah menikah dan sudah memiliki anak. Panjang di atas lutut dan dilipat ke dua sisi berarti belum menikah dan belum memiliki anak.

Arfi menegatakan jika sorang duda yang memakai songket mengikuti cara yang ketiga. Hukum melayu dalam konteks kaidah pemakaian kain songket laki-laki tidak mengenal kasus perceraian dan memiliki anak di luar nikah. Rata-rata penggunaan songket ini dikaitkan dengan upacara adat dan perayaan tertentu. Seperti pada majlis perkahwinan, berkhatan dan khatam Al-Quran.

“Kain songket biasanya dipakai di acara-acara besar. Kalau kita lihat sekarang masyarakat melayu banyak yang memakai pada acara pernikahan. Seragam kerja setiap hari jumat pun berpakaian melayu dan bersongket bagi para laki-laki,” ujarnya lagi.

Kain yang umumnya hanya menampilkan permainan warna dan motif, kenyataannya memiliki arti lebih seperti aturan tata cara memakainya. Sehingga kain songket  pada laki-laki ini bukan hanya kaya akan nilai seni tapi juga mengandung nilai filosofis yang menarik untuk dipelajari.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co