GenPI.co - Faisal Rusdi merupakan salah satu sosok penyandang disabilitas yang mampu hidup mandiri dan mengembangkan bakatnya.
Pria kelahiran Bandung, 2 November 1974 ini mengalami cerebral palsy sejak lahir, sehingga membuat fungsi motorik dan ototnya menjadi terganggu.
BACA JUGA: Hak Penyandang Disabilitas yang Harus Dipenuhi Negara
Meski demikian, Faisal tak menyerah begitu saja. Ia tetap semangat dalam menjalani hidup secara mandiri dan berusaha mengembangkan bakatnya yaitu melukis.
Namun, karena kedua tangannya tidak bisa berfungsi maksimal, Faisal membiasakan untuk melukis dengan menggunakan mulutnya.
Faisal memang sudah terbiasa untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan mulutnya, seperti minum dengan mengigit bibir gelas tanpa menggunakan tangan atau mengambil dan memindahkan barang dengan mulut.
“Jadi sebenarnya mulut saya sudah tidak canggung lagi ketika melukis menggunakan tangan. Tapi memang agak sulit, karena kebetulan saya suka membuat lukisan realis yang memerlukan detail-detail,” kata Faisal kepada GenPI.co, Jumat (26/6/2020).
Pada 2002, Faisal bergabung dengan organisasi Association of Mouth and Foot Painting Artist (AMPFA), organisasi yang menyalurkan karya para penyandang disabilitas. Hingga saat ini, Faisal masih aktif sebagai anggota AMPFA.
Faisal mengirimkan lukisannya ke AMPFA, untuk disalurkan dan dicetak ulang dalam berbagai bentuk antara lain kartu ucapan, kalender, buku catatan.
Dari lukisan-lukisan Faisal tersebut, AMPFA memberikan royalti serta biaya hidup untuk Faisal. “Melukis saat ini menjadi penghasilan utama saya,” ujar Faisal.
Selain mampu hidup mandiri, Faisal juga aktif dalam beberapa komunitas dan mengadvokasi para penyandang disabilitas di Indonesia.
Pada 2003, Faisal bersama sejumlah rekannya mendirikan Bandung Independent Living Center (Bilic), suatu lembaga non-pemerintah yang memiliki gerakan kemandirian bagi penyandang disabilitas.
“Saya melihat hingga kini masih banyak penyandang disabilitas yang menyerah, dan memilih untuk berdiam di rumah,” katanya.
Faisal menjabat sebagai ketua umum Bilic Sejak 2004 hingga 2008, dan saat ini menjabat sebagai pengawas.
Program yang dijalankan oleh Bilic antara lain adalah konseling, seminar dan pelatihan untuk untuk para disabilitas, dengan sumber pendanaan dari sejumlah NGO internasional.
Selain aktif mengadvokasi para penyandang disabilitas, Faisal juga aktif dalam menyuarakan pendapat komunitas disabilitas, dan menginisiasi gerakan Jakarta Barrier Free Tourism (JBFT).
Kegiatan komunitas ini adalah jalan-jalan di Jakarta dan mencoba berbagai fasilitas untuk penyandang disabiltas.
BACA JUGA: Keren! Siswa Disabilitas di NTT Berduet dengan Rian D'Masiv
“Ya, kuncinya ada dalam diri kita masing-masing harus ada motivasi untuk mengembangkan diri,” tutur Faisal. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News