GenPI.co - Pertama, aku ingin mengucapkan permintaan maaf yang sangat dalam untukmu. Maaf telah melukaimu, maaf telah membuat perjuanganmu selama ini sia-sia.
Aku tak pernah menyadari sebelumnya, ternyata, kehilanganmu bisa membuat lara dan sengsara di hidupku. Semua warna pelangi yang ada di dunia, seperti ikut pergi bersamamu.
BACA JUGA: Calon Orang Kaya, 5 Zodiak Ini Beruntung Rezekinya Berlimpah
Semua ini memang salahku, aku tak pernah melihat ketulusanmu dalam mencintaiku. Aku tak pernah menghargai semua perjuangan berdarahmu untuk mempertahankan hubungan kita.
Aku terlalu sibuk menunggu laki-laki yang tak pernah mencintaiku, sedangkan kamu terus menemani di setiap sedih dan tangisku.
Kesalahanku memang besar, tapi, tak bisakah kamu memberiku satu kesempatan lagi? Masih ada sedikit rasa di hatimu untukku kan? Aku tahu, kamu juga masih mencintaiku.
Masih ingatkah saat kamu bilang ingin berdua bersamaku sampai menua? Saat itu, kamu genggam tanganku dengan erat, tatapmu tak pernah lepas dari mataku.
Meski saat itu aku hanya diam saja, hatiku tersenyum saat mendengar perkataanmu itu.
BACA JUGA: China Memang Hebat, Jepang dan Prancis Akhirnya Tunduk...
Apakah kamu juga masih ingat, saat kamu mengantarkan aku pulang di tengah hujan yang sangat lebat? Saat itu kamu bilang akan selalu menemaniku meski hujan badai menerpamu.
Ah, kenapa air mata tiba-tiba mengalir deras di mataku. Ingatan tentangmu menyenangkan, juga membuatku sedih, karena aku tak bisa membalas semua kebaikanmu padaku dahulu.
Aku ingat sekali, saat aku menangis, bahumu selalu ada untukku. Kamu juga tak pernah menyuruhku untuk berhenti menangis, kamu justru bertingkah konyol dan lucu hanya untuk menghiburku, anehnya itu berhasil.
Kamu selalu berhasil membuatku tersenyum saat aku menangis. Tapi bodohnya, aku tak pernah menyadari ketulusan hatimu.
Aku tahu, kini kamu telah menyerah terhadapku. Kamu tak lagi ada di sampingku, kamu tak lagi mengusap air mata yang kali ini jatuh karenamu.
BACA JUGA: Khasiat Luar Biasa Sayur Katuk untuk Pria, Bikin Istri...
Sialnya, setelah kamu benar-benar pergi meninggalkanku, perasaan cinta ini tumbuh dengan subur untukmu. Perasaan yang dulu tak pernah ada, kini dengan hebat terus berkembang untukmu.
Namun, sepertinya semua sia-sia. Permintaan maafku, air mataku, tak akan bisa mengembalikanmu ke dalam pelukanku.
Kamu telah pergi, pergi meninggalkan aku, wanita yang terus menyakitimu. Wanita yang tak menganggapmu ada, meski kamu selalu menemaniku.
Aku memang pantas mendapatkan semua ini. Semua lara hati dan air mata, memang pantas menemaniku saat ini.
Bahkan, aku tak bisa membayangkan bagaimana perasaanmu dahulu saat masih bersamaku. Aku benar-benar minta maaf.
Tapi bolehkah aku meminta, kali ini saja. Jika kita bertemu lagi, bolehkah aku memelukmu dengan erat hingga aku lelah?
Jika boleh, aku akan sangat berterima kasih kepadamu. Setelah itu, setelah aku memelukmu dengan erat dan lelah, aku janji tak akan mengingatmu dalam kesedihan lagi.
Kamu akan selalu aku ingat sebagai kenangan terindah yang pernah ada di dalam hidupku. Aku akan mengingatmu sebagai orang yang paling mencintaiku di dunia ini.
Maaf. Aku terus mencintaimu.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News