Pernikahan agung ‘Dhaup Ageng’ putra dalem Paku Alam X, B.P.H. Kusumo Bimantoro dengan dokter cantik, Maya Lakshita Noorya akan dihelat spesial dengan penggunaan batik yang khas. Khusus untuk pernikahan putera pertamanya, Gusti Putri telah merancang batik bertajuk ‘Suryo Mularjo’.
“Jarik Suryo Mularjo salah satu dari asta brata saya mensosialisasikan ajaran asta brata dengan media batik. Sebetulnya ada 8 dewa yang salah satunya Suryo Mularjo, 8 dewa yang sifat-sifatnya harus dimiliki seorang pemimpin,” ungkap Gusti Putri saat berbincang dengan GenPI.co belum lama ini.
Pernikahan agung selalu menyematkan batik sebagai salah satu signature budaya yang melekat. Inspirasi nama ‘Suryo Mularjo’ kali ini, juga tak lepas dari sosok putera pertamanya, Suryo. Suryo Mularjo atau batara Suryo adalah batara (pemimpin) yang bisa menaungi rakyatnya. Ia diibaratkan sebagai matahari dan juga koin emas yang mampu membuat rakyatnya makmur.
“Ia juga harus mengelola keuangan dengan baik dan betul dan menaungi masyarakat menjadi tenteram aman dengan kepemimpinan bathara Suryo,” jelas Gusti Putri.
Baca juga: Putera Mahkota Pakualam Segera Menikah
Filosofi batik yang terkandung dalam ‘Suryo Mularjo’ memang estetis dan memiliki nilai mendalam untuk kedua mempelai. Sedianya jarik batik tersebut akan digunakan calon pengantin saat acara akad nikah hingga resepsi. Saat akad pengantin akan mengenakan jarik, berlanjut ke resepsi menggunakan potongan dodotan.
Tak hanya pengantin, jarik tersebut juga akan digunakan untuk kedua keluarga besar, mulai orang tua dan saudara. Sedianya para panitia pun juga akan memakai jarik tersebut selama acara berlangsung.
“Itulah kenapa semuanya dibikin motif Suryo Mularjo hingga ke souvenir dan pin panitianya,” ujar Gusti Putri.
Ditemui ditempat terpisah, Minuk selaku pengrajin batik yang ditunjuk Gusti Putri untuk Dhaup Ageng mengatakan pihaknya telah 80 persen selesai mengerjakan batik. Sebanyak 800 jarik telah rampung ia garap bersama tim-nya.
“Pesanan Gusti Putri ada sekitar 1000-an kain. Diantaranya untuk panitia, keluarga besar, keluarga inti, penari, panitia dan pengantin. Masing-masing motifnya berbeda,” terang Minuk ditemui di workshop batik miliknya di kawasan Kulon Progo, DIY.
Baca juga: Paku Alam X Mantu, Presiden dan Wapres Pastikan Hadir
Menurut Minuk, ia menerima pesanan pengerjaan batik ini sejak awal tahun 2018. Motif yang telah dirancang oleh Gusti Putri, lantas ia tuangkan ke dalam teknik batik ‘Cap Kombinasi’. Teknik tersebut merupakan perpaduan antara teknik Tulis dengan Cap.
“Prosesnya kain yang sudah di ‘Cap’ lalu diwarna biru. Selanjutnya dilorot untuk menghilangkan lilin, terus dikeringkan. Lalu lanjut di batik dengan canting, di warna sogan khas Jogja, di lorot dan dikeringkan,” terang Minuk.
Bersama 10 orang dalam tim-nya, pihaknya dengan telaten dan cekatan menyelesaikan batik tersebut sebelum hari H, pada tanggal 4 Januari 2019. Harapannya batik ‘Suryo Mularjo’ mampu memberikan makna dan rasa bagi kedua mempelai dan keluarga.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News