Kisah Makcomblang Kampus: Citra, Maukah Kamu Jadi Pacarku...

16 April 2020 15:02

GenPI.co - Aku dijuluki sebagai makcomblang sukses di kampus. Sudah berapa teman yang sudah aku comblangi akhirnya mereka berpacaran. Tapi, diriku selalu gagal dalam bercinta.  

“Thank you yaa Cit, gue udah jadian lho sama Bobi,” kata Puput salah satu teman kampus.

Manja Banget, 3 Zodiak Ini Pengin Disayang

Padahal, kisah cintaku sendiri bisa dibilang berantakan. Bahkan aku terakhir pacaran dua tahun lalu. Sekarang sudah memasukin tahun ketiga aku jomlo. 

Meskipun banyak sekali orang yang berhasil aku comblangin, tapi aku sendiri masih belum ada minat untuk mencari pacar lagi. 

Aku juga tidak tahu kenapa teman-temanku percaya ketika aku comblangkan mereka dan anehnya selalu jadian. Bahkan sahabatku sendiri, Rani pun merengek minta dicomblangin sama mahasiswa baru pindahan dari kampus negeri yang katanya cakepnya bak artis Korea. 

“Citra, gue gak mau tau ya, lu harus comblangi gue sama Reno,” pinta Rani saat kami berdua tengah makan siang di kantin kampus. 

Sejujurnya aku capek mengemban pekerjaan ini, tapi bagaimana? Ada rasa puas ketika mereka berdua berhasil jadian. “Iya..iya..” jawabku sekenanya. 

BACA JUGA: Promo Transmart Carrefour Murah Banget, Belanja Bisa dari Rumah

“Tapi lu nggak ikutan naksir dia kan?” tanya Rani curiga.

“Ya nggak lah, cowok kayak Reno itu bukan tipe gue” jawabku tegas.

Apa istimewanya sih cowok seperti Reno? Tinggi, putih, atletis, ganteng tapi belum tentu dia pintar. Jelas-jelas itu bukan cowok idamanku yang punya otak cerdas dan pintar.

Namun ternyata aku malah termakan omonganku sendiri. Di tengah aku menjodohkan Reni dengan Reno, justru Reno yang suka sama aku. Di tahap ini aku mulai bimbang. 

Saat itu aku dan Reno sedang terlibat dalam sebuah project di kampus. Saat itu Reno menjadi leader dalam mempersiapkan pentas seni ulang tahun kampus. Di situlah aku mengakui bahwa Reno cukup cerdas dalam menjalankan sebuah project dan membawai tim. 

Hampir setiap hari aku bertemu dengan Reno bahkan kami jalan berdua untuk ketemu pihak sponsor. Sebagai tim kami pun dinilai kompak dan bisa mengatasi masalah yang ada. 

Otak Reno benar-benar cemerlang ketika kami semua kehabisan ide, dia justru punya ratusan ide segar yang terlontar. 

Melihat kedekatan aku dengna Reno, Rani pun mulai merasa was-was dan tidak tenang. Dia merasa takut tersaingi. 

Bosan di Rumah, Aksi Pasangan Selebritas Ini Kocak Banget

“Cit, lu beneran nggak suka kan sama Reno,” tanya Rani tiba-tiba dan entah kenapa aku mulai merasa terhakimi oleh pertanyaan Rani. 

“Eee..ngg…nggak kok,” jawabku.

“Cari tahu dong dia Sukanya cewek yang seperti apa?” tanya  Rani. 

“Oke, Reno itu suka wanita yang nggak lembek, akreatif, nggak manja dan nggak suka sama cewek yang terlalu agresif,” jawabku tagas. 

 
Mendengar jawabanku, air muka Rani pun berubah. Pasalnya beberapa kriteria yang aku sebutkan tidak ada pada dirinya. Bahkan Rani punya sifat yang sangat manja dan kadang tidak bisa berfikir logis. 

Pentas seni kampus akhirnya selesai dan berjalan dengan meriah. Pada tahap ini aku dan Reno merasa lega bisa melaluinya dengan sempurna. Bahkan tim kami mendapatkan pujian dari dosen hingga rektor. 

BACA JUGA: Biar Kumannya Mati, Mengeringkan Masker Menggunakan Setrika

“Lega banget yaa Cit, usaha kita nggak ada yang sia-sia,” ucap Reno. Saat itu aku dan dia tengah makan bersama. 

“Yah, itu kan karena kerjaan lo juga Ren,” jawabku.

“Kalau nggak ada kamu aku nggak tahu bisa menyelesaikan beragam masalah kemarin atau nggak,”

“Ha…? Sejak kapan manggil aku kamu?” tanyaku yang heran, karena kami biasa berdialog ‘lu gue’ dan kadang lebih kasar. 

“Cit, mau nggak kamu jadi pacarku?”

Kalimat itu seolah membuat waktu berhenti berputar. Perasaanku campur aduk nggak karuan. Aku bingung harus menjawab apa. Sementara Rani sangat ingin mendapatkan Reno. 

“Reno…sebenarnya…”

BACA JUGA: 34 Mahasiswa STTBI Petamburan Positif Terjangkiti Virus Corona

“Kamu nggak perlu jawab sekarang, akum mau kamu terima kalung ini,” Reno memotong pembicaraanku, sambil dia menunjukka sebuah kalung dan memakaikannya di leherku. 

Rani maaf, aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya Reporter: Mia Kamila

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co