Festival Crossborder Nunukan 2018 menjadi galeri besar kekayaan intelektual. Festival ini turut memajang Batik Lulantatibu, karya bernilai tinggi sarat filosofi ini pun menjadi identitas baru Nunukan. Beragam kekayaan Nunukan ditampilkan secara utuh dalam Festival Crossborder, yang diadakan dari tanggal 20-21 Oktober 2018. Salah satu yang menonjol adalah Batik Lulantatibu. Batik ini merupakan penggabungan dari 5 etnis asli di Nunukan. Terdiri dari Dayak Lundayeh, Tagalan, Taghol, dan penggabungan Tidung-Bulungan.
“Batik Lulantatibu ini menjadi ciri khas yang dimiliki Nunukan. Motifnya dikembangkan dari masing-masing ciri khas etnis serta memiliki arti pesan tersendiri yang ingin disampaikan yakni kemakmuran, kesuburan, kekuatan, pertahanan, dan persatuan. Namun, tetap memiliki filosofi yang sama,” ungkap Kasie Kemitraan dan Ekonomi Kreatif Disparpora Nunukan Wahyu Muji Lestari saat ditemui GenPi.id, Sabtu (20/10/2018).
Sedikitnya ada 4 motif khas etnis Dayak asli yang dikolaborasikan dalam Batik Lulantatibu antara lain motif tempayan,bunga raya,tameng,dan motif kebabuayo atau dada buayo.
“ Motif-motif yang jadi ciri etnis Dayak di Nunukan ini disatukan dan Batik Lulantatibu juga memasukan unsur lain yang banyak ditemui dalam keseharian,” terang Wahyu.
“ Batik Lulantatibu ini memiliki filosofi tersendiri yang kuat serta kekayaan Nunukan ditampilkan secara utuh, hingga batik ini dikolaborasikan pun menjadi lebih unik dan sangat menarik melalui warna-warna yang ditampilkan secara sempurna,” Tuturnya lagi.
Baca Juga : Tamu Tak Diundang Kejutkan Wisatawan di Kofiau, Raja Ampat
Bahkan, dalam acara Festival Crossborder Nunukan 2018 ini Kepala Bidang Pemasaran Area III Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Sapto Haryono menjelaskan, Batik Lulantatinbu menjadi potensi bisnis yang sangat menjanjikan bagi Nunukan.
“ Kekayaan Nunukan sangat beragam. Wilayah ini semakin menegaskan potensinya sebagai destinasi wisata belanja. Selain filosofi, Batik Lulantatibu ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Batik ini bisa jadi peluang bisnis besar bagi Nunukan. Pengembangan lebih intensif harus dilakukan,” jelas Sapto.
Menteri Pariwisata Arief Yahya yang sukses membawa Kemenpar No. 1 dan terpilih sebagai #TheBestMinistryTourism2018 se-Asia Pasifik di Bangkok. ikut antusias dan berharap batik kolaborasi ini memiliki market tersendiri dan menjanjikan.
“ Ekspansi pasar sudah harus dilakukan Batik Lulantatibu. Dengan karakter khasnya, batik ini memiliki segmen market menjanjikan. Upaya ini harus didorong penuh. Untuk branding, bisa memakai fungsi dari media sosial. Yang penting dilakukan secara masif dan terus menerus,” Tutupnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News