GenPI.co - Warga Kepulauan Seribu mengalami kesulitan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari dari tanah.
Menurut Ketua RT Pulau Payung, Jamaludin, saat ini air tanah di wilayahnya terasa payau dan lebih asin dari biasanya.
"Banyak warga harus membeli air isi ulang dari daratan Pelabuhan Kali Adem, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, seharga Rp 25 ribu per kubik," kata Jamaludin saat ditemui, Rabu (20/11).
BACA JUGA: Gubernur Anies Bungkam Soal Penggusuran Warga Sunter
Jamaludin mengatakan, kelangkaan air baku yang merupakan sumber kehidupan sehari-hari untuk memasak, mencuci, mandi dan sebagainya dirasakan hampir seluruh warga Pulau Payung. Terlebih musim kemarau sudah berjalan lebih dari enam bulan.
"Kondisi ini sudah dirasakan oleh 193 warga dari 58 Kepala Keluarga (KK) di Pulau Payung," tandasnya.
Kekurangan air bersih ini, kata Jamaludin, membuat masyarakat akhirnya hanya menggunakan air baku yang dibeli dari daratan untuk kebutuhan air minum dan masak saja.
BACA JUGA: PSI ke Gubernur Anies: Baru Dibangun Kenapa Sudah Dibongkar?
"Kalau keadaan normal, yang mengambil dari sumur (tanah) juga digunakan untuk masak dan minum," katanya.
Bupati Kepulauan Seribu Husein Murad mengakui, warganya memang kerap dilanda kesulitan air tawar untuk kegiatan sehari-hari.
Namun kini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah membangun empat Instalasi Pengolahan Air (IPA) untuk mengubah air laut menjadi air tawar dengan teknologi Sea Water Reserve Osmosis (SWRO). (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News