Innalillahi... Honorer K2 Memang Tak Ada Harapan

19 November 2019 03:14

GenPI.co - Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Muhammad Ramli Rahim mengaku kasihan melihat nasib guru honorer.

Ramli memprediksi, nasib guru honorer akan terus memprihatinkan karena pemerintah memang enggan menjadikan mereka sebagai aparatur sipil negara (ASN).

BACA JUGA: Kontroversi Ahok, Pengamat: Sebaik Apa pun Dia Tidak Layak...

"Sepertinya nasib rasa kasihan kepada guru honorer akan terus ada selamanya. Ini karena regulasinya enggak ada, akibatnya guru honorer ini enggak jelas nasibnya. Pemerintah juga mulai menutup pintu itu pelan-pelan dengan menghilangkan formasi khusus untuk mereka," tutur Ramli kepada JPNN.com, Sabtu (16/11).

Padahal belasan hingga puluhan tahun, tenaga mereka diperas dengan gaji supermurah sehingga sangat merendahkan profesi guru.

BACA JUGA: Pemerintah Enggan Angkat Honorer K2 Jadi PNS, Ini Alasannya...

"Mungkin sudah saatnya ruang-ruang kelas tidak lagi dihuni oleh mereka yang dihinakan oleh pemerintah dengan pendapatan yang tak layak, status yang tak jelas dengan masa depan yang suram," tandas Ramli Rahim.

Setelah dua hari Ramli mengungkapkan prediksinya, ternyata tak meleset dari dugaannya.

BACA JUGA: Tetangga Novel Baswedan Blak-blakan: Matanya Jadi Putih Semua...

Hal tersebut terlihat saat Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana kembali mengungkapkan alasan pemerintah enggan mengangkat honorer K2 menjadi aparatur sipil negara (ASN).

Bima dalam Rapat Kerja Komisi II DPR RI blak-blakan menjelaskan alasan enggan mengangkat honorer K2 baik PNS maupun PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja).

BACA JUGAMerakyat! Sumpah Lucu Banget Lihat Pak Jokowi Naik Kereta Kelinci

Bima Beralasan selain kesempatan sudah pernah diberikan, kualitas honorer K2 sangat di bawah standar.

"Jadi pemerintah sudah berusaha menyelesaikan masalah honorer K2. Dibuktikan dengan rekrutmen CPNS 2013 di mana ada 647 ribu honorer K2 yang ikut tes. Namun, yang lulus hanya 200-an ribu," kata Bima, Senin (18/11).

BACA JUGA: Soal Larangan Salam Beda Agama, Ini Kata Putri Gus Dur...

Dia menceritakan, kelulusan sekitar 200 ribu honorer K2 juga penuh dramatis. 

Pasalnya saat tes, passing grade yang diberikan untuk honorer K2 hanya 60 persen dari nilai maksimal, tetapi hampir semua tidak lulus. 

BACA JUGA: Andai 3 Pasangan Zodiak Ini Bersama, Dijamin Cintamu Berantakan

Kemudian diturunkan lagi 30 persen tetapi yang lulus hanya beberapa kabupaten/kota di wilayah Jawa.

Akhirnya diturunkan lagi menjadi 10 persen. Itupun masih banyak yang tidak lulus.

BACA JUGA: Mas AHY Pamer Tubuh Atletis, Netizen Langsung Mimisan

"Jadi, begitulah gambaran 439 ribu honorer K2 kita. Namun, karena desakan di mana-mana akhirnya pemerintah melakukan rekrutmen CPNS 2018 bagi guru honorer K2, tenaga kesehatan, dan penyuluh. Yang lulus 7000-an dengan passing grade yang rendah," terangnya.

Sementara honorer K2 yang usia 35 tahun ke atas diikutsertakan dalam tes PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja). Tesnya sangat mudah dan tidak seperti CPNS. Sayangnya, banyak yang tidak lulus.

BACA JUGA: Kisah Warga Diganggu Hantu Ciliwung: Buaya Buntung Minta Sesajen

"Nah, inilah kondisi honorer K2 kita. Apakah harus dipaksakan sekitar 390 ribu honorer K2 ini jadi ASN dengan kemampuan di bawah passing grade 10 persen? Makanya kami mewajibkan semua harus tes karena dalam aturan PP Manajemen PNS maupun PP Manajemen PPPK semua harus lewat tes," tegas Bima Haria Wibisana.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co