Gaya Makassar International Eight Festival and Forum 2018 memang khas. Dibalik glamournya event yang familiar sebagai F8 itu, kepekaan sosial tinggi ikut ditiupkan. Digelar 10-14 Oktober, F8 memberi space lebar bagi para korban bencana Palu-Donggala-Sigi.
Opening ceremony F8 dihelat Rabu (10/10) pukul 20.30 WITA. Lokasinya di panggung utama, Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan. Pengunjung memadati tiap jengkal venue sepanjang 1,7 kilometer itu. Efeknya, beberapa ruas jalan menuju venue mengalami kemecetan panjang. Padahal, rekayasa lalu lintas sudah diberlakukan.
Slot 60 tempat duduk diberikan bagi anak-anak pengungsi korban bencana Palu-Donggala-Sigi.Sebab, Makassar juga jadi ‘camp’ penampungan bagi 15.000 korban bencana. Penggalangan donasi pun dilakukan. Donasinya diberikan secara tunai maupun non tunai.
Rangkaian panjang opening ceremony F8 semakin sempurna dengan kehadian Once Mekel. Penyanyi 48 tahun ini tampil kasual dengan blazer corak kotak dengan paduan kaos dan celana berwarna gelap. Tampil enerjik, Once membawakan 10 tembang hits. Lagu ‘Kini Saatnya’ pun jadi pembukanya. Adrenalin makin tinggi dengan lagu ‘Arjuna’, lalu dilanjutkan 'Aku Mau (Kucinta Kau Apa Adanya)'.
“F8 ini besar. Rasa simpatinya luar biasa. Mereka memberikan perhatian lebih bagi para korban bencana di Palu-Donggala-Sigi. Sudah seharusnya mereka dihibur. Semoga para korban secepatnya dipulihkan,” ungkap Penyanyi Once Mekel, Rabu (10/10) malam.
Mengusung tema ‘Celebration in Diversity’, F8 semakin dibius oleh lagu ‘Symphony yang Indah’. Once lalu memberikan kejutan melalui lagu Dealova. Aransemennya dibuat versi akustik. Ikut larut dalam suasana, audiens bernyanyi sembari melambaikan kedua tangan ke atas. Aksi pemilik nama lengkap Elfonda Mekel ditutup lagu ‘Separuh Nafasku’
“Sekarang saatnya Palu-Donggala-Sigi. Saya sangat senang bisa berada di sini. Bagaimanapun, Makassar ini kota kelahiran saya. Rasanya seperti pulang kampung,” terang Once.
Sebelum Once, Reginna terlebih dahulu menggebrak panggung F8 dengan dua lagu terbaik. Ada juga fashion show karya dari Priyo Oktaviano. Ada juga parade fashion show Busana Nusantara.
Baca juga: Ada Bambu Gila di F8
F8 mengusung tema ‘Celebration in Diversity’. Budaya lokas setempat mendapatkan panggungnya Ada kolaborasi besar Tari Gandrang Bulo dengan Tari Padduppa. Tarian ini dibawakan secara massal oleh 200 pelajar di Makassar. Sembari menari, para siswa pun membawakan nyanyian khas Makassar Cincing Banca.
Display budaya lokal dikuatkan dengan Tari Empat Etnis Modern. Tarian ini menggambarkan kekayaan Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. Dibawakan massal oleh 400 penari, kolaborasi budaya pun terlihat. Penari memakai Baju Bodo khas Bugis-Makassar, lalu rambutnya ditata ala Toraja. Mereka juga lengkap membawa kain sutera. Lebih membanggakan, F8 juga membagi panggungnya untuk kreativitas kaum difabel.
Memasuki tahun ketiga, F8 menjadi tempat berkumpul terbaik berbagai latar belakang. Festival ini pun dikunjungi sekitar 50 bupati/walikota se-Indonesia. Selain lokal, beberapa negara juga mengirimkan dutanya. Ada Australia, Jerman, Filipina, Swiss, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, hingga Prancis.
Solidaritas kemanusiaan, persahabatan, dan kemeriahan melebur menjadi satu di F8 membuat Menteri Pariwisata Arief yahya menagangkat topi. Ia berharap ada semangat baru yang dibawa pengunjung dari F8. Sebab, inspirasi yang ditiupkan sangat kuat.
“Kami bangga dengan penyelenggaraan event ini. Enjoy F8,” tutup pungkas Menpar Arief.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News