Catatan Dahlan Iskan: Gemerlap Danantara

17 Maret 2025 18:20

GenPI.co - Ini keputusan tepat: lokasi pembangunan kilang BBM yang baru berada di Pulau Pemping. Bukan di Tuban, Jatim atau tempat lainnya.

Pulau Pemping lebih dekat ke Singapura daripada ke daerah induknya, Batam. Luasannya pun pas: 160 km2. Ukuran pulaunya sekitar 10 x 15 km. Penduduknya hanya 1000 orang.

Saya bisa membacanya: ini sekalian untuk pertahanan negara. Agar eksistensi Indonesia di kawasan itu kian kuat.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Bisnis Ilmu

Secara logistik posisi pulau Pemping juga tepat: di jalur pelayaran kapal-kapal besar. Anda sudah tahu: kita harus impor minyak mentah untuk bahan baku kilang besar. Pun bila kilang itu dibangun di Jawa atau tempat lain.

Tentu Sabang juga lokasi yang sangat tepat. Sudah punya pelabuhan yang besar dan dalam yang praktis terus menjanda. Juga di jalur pelayaran internasional.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Perang Listrik

Bahwa pilihannya di Pemping tentu sudah dipertimbangkan dari berbagai sisi.

Maka dengan membangun kilang besar di Pemping, crude dari Timur Tengah akan langsung ke situ. Efisien. Bisa menggunakan tanker raksasa.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Kawan Lama

Bersamaan dengan itu akan dibangun tangki-tangki untuk menampung crude.

Di pulau lain lagi: Pulau Senipah. Letaknya lebih dekat lagi ke Singapura. Boleh dikata Senipah adalah pulau terdekat dengan Singapura. Benar-benar hanya sepelemparan batu. Kalau Anda naik kapal cepat dari Batam ke Singapura Anda pasti melihat pulau ini di kiri Anda.

Pulau ini tidak berpenduduk. Hanya petugas TNI-AL yang ada di sana. Luasnya berubah-ubah: kalau laut lagi surut bisa 6 km2. Lebarnya sekitar 2 km, panjangnya 3 km. Tapi kalau laut lagi pasang, luas daratannya tinggal 3 km.

Tentu cukup untuk membangun tangki-tangki minyak mentah. Lalu dihubungkan dengan pipa bawah laut. Dari sini minyak mentah dialirkan ke kilang di Pulau Pemping.

Siapa tahu luas pulau Senipah bisa dipermanenkan: saat pasang pun bisa tetap 6 km2. Caranya: ikut cara Singapura. Pantai dangkalnya direklamasi.

Dari mana dana pembangunan kilang baru itu? Bukankah diperlukan dana lebih Rp 100 triliun?

Yang saya baca dari media: Danantara yang akan mendanainya.

Soal dana ini saya pun ingat: pernah terlibat dalam rapat kecil pembangunan kilang besar. Hanya sebagai figuran. Fungsi saya tidak lebih dari "orang yang harus hadir".

Proyek itu dibahas sangat detil. Kesulitan terbesar adalah dari mana dapat uang begitu untuk membangunnya.

Keuangan Pertamina pasti tidak mampu. APBN tidak bisa mengalokasikan proyek sebesar itu. Kalah prioritas dengan kebutuhan lain.

Kadang soal prioritas itu seperti paradoks: toh banyak proyek lain yang kurang tepat. Yang hanya membuat ICOR kita tidak baik. Kalau saja bisa dilakukan penghematan di banyak kementerian uang sebesar itu kecil. Apalagi kalau dilihat dari angka korupsi.

Sejak awal kecenderungannya memang harus pakai dana investor. APBN harus lebih fokus untuk rakyat. Tapi mencari investor tidak mudah. Bukan soal besarnya biaya tapi tipisnya margin yang didapat. IRR kilang itu, kesimpulan rapat tersebut, sangat rendah. Hanya enam. Investor baru tertarik kalau IRR-nya 12. Setidaknya 10. Kalau IRR-6 mending Anda taruh uang di saham atau di deposito.

Tentu Danantara tahu itu. Ia tahu kini harus memasuki bisnis dengan risiko tinggi yang IRR-nya rendah. Tapi dengan mendanai proyek ini hasilnya nyata: Presiden Prabowo bisa memenuhi program utamanya di bidang ketahanan energi. Indonesia langsung bisa swasembada BBM --enam tahun lagi. Apalagi kalau pemakaian BBM terus menurun oleh maraknya mobil listrik.

Manakala proyek kilang itu nanti jadi, tentu pemandangan malam di jalur ferry Batam-Singapura akan berubah: gemerlapan. Biasanya sampai di posisi pulau Pemping laut Indonesia terasa gelap. Dalam kegelapan itu kita bisa melihat Singapura yang mandi cahaya.

Salah satunya cahaya terang dari kilang BBM ukuran besar milik Singapura --sumber impor BBM kita sejak Anda belum dilahirkan ke dunia.(Dahlan Iskan)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co