Geopark Gunung Sewu siap hadapi revalidasi 2019. Wilayah ini memiliki keragaman geosite tinggi. Melalui konsep manajemennya, area ini sukses menyeimbangkan fungsi konservasi dan pariwisatanya sekaligus.
“Formulasi terbaik harus disusun. Harapannya ini menjadi acuan pengelolaan geopark yang lain. Dan, Geopark Gunung Sewu ini menyangkut edukasi dan budaya selain pariwisata. Dengan aneka potensi dan sinergi yang dimiliki, Gunung Sewu siap menghadapi revalidasi 2019,” ungkap Kepala Dispar Gunungkidul Asti Wijayanti, Sabtu (6/10).
Asti menambahkan, Geopark Gunung Sewu banyak memiliki geosite terbaik. Total ada 33 geosite dan tersebar di Gunungkidul, Wonogiri, dan Pacitan.
“Isu Geopark Gunung Sewu kompleks, sama seperti potensi geositenya. Gunungkidul saja ada 13 geosite. Di Gunug Sewu juga banyak temuan goa baru. Belum lagi goa-goa lain yang eksotis. Hal ini bagus untuk dikembangkan dan dibuat paket-paket wisata,” lanjutnya.
Baca juga: Potensi Ekonomi Gunung Sewu
Secara geomorfologi, Gunung Sewu 70% didominasi karst. Karakternya berbukit dengan densitas karst mencapai 30 bukit per meter persegi. Komposisi pengisinya ada goa, ceruk alami speleothem. Beberapa danau yang ditemukan Guyan Warak, Bugel, dan Tritis.
Asisten Deputi Pengembangan Wisata Alam dan Buatan Kemenpar Alexander Reyaan mengatakan, standard global dikembangkan di Gunung Sewu.
“Gunung Sewu sudah siap hadapi revalidasi tahun depan. Standar yang diterapkan dunia. Sebab, acuan yang dipakai itu dunia. Gunung Sewu sudah menjawabnya hingga mendapat sertifikat Unesco dan akan divalidasi lagi 2019 nanti. Kawasan ini akan berkembang, apalagi potensinya luar biasa,” kata Alexander.
Memakai Pacitan sebagai ilustrasi, area ini punya 13 geosite. Rinciannya, 5 pantai lalu masing-masing 4 goa dan situs purbakala. Pantainya terdiri Buyutan, Kelayar, Watukarung, Serau, dan Palisan. Goanya 2 diantaranya familiar, seperti Tabuhan dan Gong. Untuk 2 lainnya, Luweng Jaran dan Luweng Ombo. Luweng Jaran ini goa horisontal dengan panjang 17 kilometer. Ada stalagtit dan stalagmit di sana.
“Pemanfaatan warisan geologi harus dilakukan. Pemandu geowisata kawasan ini akan terus dikuatkan. Mereka harus bisa menjelaskan fenomena alam secara ilmiah. Bahasanya harus sederhana dan mudah dipahami,” tutur Penyelidik Bumi Utama Badan Geologi Oki Oktariadi.
Menghadapi revalidasi 2019, sedikitnya ada beberapa rekomendasi. Kemampuan visibilitas geopark ini akan terus didorong. Soliditas network dengan member lainnya dan selalu aktif dalam setiap pertemuan. Pemerataan event geopark, pengembangan kegiatan pendidikan, dan kompleksitas tools informasi. Ada juga pengembangan website dan optimalsiasi internet sebagai penyedia inormasi praktis.
“Materi revalidasi sudah disiapkan, waktunya pendek. Semua harus dioptimalkan. Isunya memang beragam di sini. Sekarang tinggal mau dibawa ke mana Gunung Sewu ini? Sebab, potensi ekonomi yang dihasilkan menjanjikan. Konservasi juga berjalan. Sekarang yang penting, status ini jangan sampai lepas,” tegas Ketua Jaringan Geopark Indonesia Budi Martono.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News