Saksi Beber Guru Honorer Supriyani Dipaksa Mengaku Menganiaya Siswa

31 Oktober 2024 07:30

GenPI.co - Guru honorer SDN 4 Baito di Konawe Selatan, Supriyani dipaksa mengakui dugaan penganiayaan terhadap siswanya inisial D (8).

Hal ini terungkap dalam sidang lanjutan kasus dugaan penganiayaan siswa dengan agenda pemeriksaan saksi, Rabu (30/10).

Dalam sidang ini, Jaksa Penuntut Umum (JPU) menghadirkan sebanyak 5 orang, yakni Aipda Wibowo Hasyim ayah korban dan Nur Fitriana ibu korban, serta Siti Nuraisah, Lilis Herlina selaku guru, dan Kepala SDN 4 Baito Sana Ali.

BACA JUGA:  Majelis Hakim PN Andoolo Tolak Eksepsi Guru Honorer Supriyani, Ini Alasannya

Kepala SDN 4 Baito Sana Ali mengatakan dia sempat ditelpon oleh penyidik Polsek Baito bernama Jefri.

Mereka kemudian mereka janjian bertemu di rumah penyidik tersebut.

BACA JUGA:  Astaga! Mobil Dinas Camat Baito yang Ditumpangi Guru Honorer Supriyani Ditembak

"Menyangkut kasus ini, Pak Jefri bilang bukti sudah ada, besok akan ada penetapan tersangka dan dijemput (Ibu Supriyani)," kata Sana Ali, dikutip Kamis (31/10).

Sana mengaku sangat kaget mendengar kabar tentang gurunya ini.

BACA JUGA:  Kasus Guru Honorer Supriyani Viral, Bupati Konawe Selatan Pilih Pecat Camat Baito

Dia sempat bertanya kepada penyidik kenapa cepat dilakukan penetapan dan penahanan terhadap Supriyani.

Padahal dia sebagai kepala sekolag masih bisa mengatasi masalah tersebut.

"Saya bilang kenapa cepat sekali. Saya perbaiki ini masalah," imbuh dia.

Selanjutnya Sana mengungkapkan penyidik meminta untuk membujuk Supriyani agar mengakui perbuatannya.

Supriyani pun diantar ke rumah orang tua korban, yakni Aipda Wibowo Hasyim, anggota Polsek Baito, untuk meminta maaf.

"Saran itu, kemudian saya menghampiri Ibu Supriyani. Baru kita pergi minta maaf di rumahnya Pak Wibowo," papar dia.

Supriyani menangis harus minta maaf, padahal dia merasa tidak melakukan penganiayaan terhadap anak korban Aipda Wibowo.

Dalam keadaan terpaksa, Supriyani bersama suaminya menuruti kepala sekolah untuk bertemu orang tua D.

"Kita masuk, saya sampaikan maksud dan tujuan kami datang untuk minta maaf. Pak Bowo (Wibowo) berkata ini yang saya tidak suka begini. Kalau gentle datang sendiri. Bu Supriyani ditanya sambil menangis dia mengaku. Namun, Pak Wibowo mengatakan saya tidak mau serta merta memberikan maaf, kasih saya waktu berpikir, tapi yang menentukan yang melahirkan (istri)," papar Sana Ali.

Sana juga berupaya menemui Kepala Desa Wonua Raya untuk menyampaikan agar tokoh desa itu turut membantu menyelesaikan masalah ini.

"Saya ketemu juga Pak Desa Wonua Raya, minta tolong bantu ini persoalan karena warganya," tutur dia.

Setelah permintaan maaf, kasus ini sempat mereda beberapa bulan hingga kabar mengejutkan Supriyani telah ditetapkan sebagai tersangka.

Namun demikian, Jefri sebagai penyidik yang sebelumnya menangani kasus ini tiba-tiba pindah tugas.

"Pak Jefri pindah ditangani oleh penyidik baru. Tapi dalam pemeriksaan saya sampaikan kalau saya habis antar Ibu Supriyani minta maaf. Tapi tiba-tiba ada panggilan Ibu Supriyani dipanggil Jaksa. Sampai akhirnya ditahan," beber dia.

Sana Ali mengaku bersedih karena tuduhan menganiaya murid di luar nalar pihak sekolah.

"Kita bersedih. Guru-guru juga sedih," ujar dia

Di sisi lain, saksi Lilis Herlina menyayangkan dugaan penganiayaan terhadap siswanya.

Lilis mengaku dia dan Supriyani sama sekali tidak berani memukul siswa.

"Jawaban Ibu Supriyani, jangankan anak polisi, anak orang biasa saja kita tidak berani pukul," ucap Lilis.

Lilis menilai Supriyani adalah orang yang sabar, pendiam, dan jarang marah.

Sementara itu, Kuasa Hukum Supriyani, Andri Darmawan, mengaku kliennya terpaksa menemui keluarga korban karena ada ancaman dari penyidik Jefri akan dijadikan tersangka.

"Jelas dikatakan sebelum itu, Pak Jefri ketemu dengan kepala sekolah disampaikan bahwa semua berkas perkara, barang bukti, dan kesaksian sudah lengkap. Besok ini akan ditetapkan tersangka Ibu Supriyani. Dia sarankan kalau mau dia pergi minta maaf sama Pak Bowo persoalan akan selesai," jelas Andri.(ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Farida Trisnaningtyas

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co